Pantai Cepi Watu
Pantai Cepi Watu berada di Desa Nanga
Labang, Kecamatan Borong, sekitar 3 km dari kota Borong, Ibukota Kabupaten
Manggaraai Timur. Pantai Cepi Watu memiliki hamparan pasir putih di sepanjang
bibir pantai yang membentang sepanjang 3.5 km dari arah barat sampai ke timur
hingga ke muara sungai Wae Bobo. Pantai ini cukup unik karena pada musim barat
sebagian bibir pantai di bagian barat dipenuhi oleh hamparan batu, namun pada
musim timur pantai ini kembali ditutupi oleh pasir putih.
Hamparan bebatuan yang sangat banyak
di pantai ini kemudian yang menjadi dasar penamaan pantai ini, Cepi Watu. Keunikan lain yang dimiliki yaitu di bibir pantai di bagian
barat terdapat mata air tawar yang mengalir dari antara bebatuan. Air ini sejak
lama dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar pantai untuk keperluan rumah tangga
dan untuk hewan ternak. Keindahan pantai ditunjang oleh air laut jernih dan
membiru, membentang luas menjadikan Cepi Watu pantai yang eksotis dan romantis.
Rimbunnya pepohonan di sepanjang
pantai membuat udara terasa sangat sejuk dan segar. Pada hari libur pantai ini
banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk berenang, memancing, bermain di pantai
atau sekedar menikmati udara segar dan pemandangan pantai bersama keluarga dan
teman-teman. Saat berkunjung ke Cepi Watu anda tidak perlu khawatir dengan
makanan atau minuman karena di Cepi Watu telah tersedia penjual makanan dan
minuman yang cukup memadai untuk keperluan anda.
Aksesibilitas:
Pantai Cepi Watu berada di lokasi yang
sangat strategis karena hanya berjarak sekitar 3 km dari kota Borong dan dapat
ditempuh dalam waktu 5 menit dengan menggunakan kendaraan. Apabila anda
merencanakan perjalanan dari Ruteng maka waktu yang butuhkan untuk mencapai
obyek wisata Cepi Watu sekitar 1.5 jam dengan berkendaraan. Pantai Cepi Watu
sangat mudah dijangkau dengan menggunakan semua jenis kendaraan atau dengan
berjalan kaki dari kota Borong. Kondisi jalan yang cukup bagus membuat Cepi
Watu dapat dikunjungi sepanjang musim. Namun demikian kami tetap
merekomendasikan agar anda datang berkunjung pada musim kemarau karena cuaca di
pantai yang cukup cerah, dengan udara pantai yang segar sehingga anda dapat
menikmati moment special ini dan liburan anda terasa sangat sempurna.
Pantai Mbalata
Pantai Mbalata
terletak di Desa Watunggene, Kecamatan Kota Komba. Pantai Mbalata menawarkan pesona pantai berpasir putih, laut biru
yang jernih, alam pegunungan dan padang penggembalaan yang terbentang luas hingga
ke bibir pantai. Perpaduan alam yang indah ini menjadikan pantai Mbalata sangat
diminati oleh wisatawan. Hamparan pasir di sepanjang bibir pantai membentang
sepanjang 5 km dari arah timur hingga ke muara sungai wae Wole di sebelah
barat.
Sebelum memasuki kawasan pantai,
pengunjung akan dimanjakan oleh pemandangan indah di areal persawahan yang
diselingi oleh barisan pepohonan lontar di antara pematang sawah dan aktivitas
petani yang sedang bekerja di sawah. Kita juga bisa menyaksikan beberapa petani
yang sedang memanjat pohon lontar untuk mengambil air nira untuk diminum
sebagai tuak atau diproses terlebih dahulu melalui penyulingan secara
tradisional untuk kemudian dijadikan arak atau disebut Sopi oleh warga setempat.
Aktivitas yang dapat dilakukan antara
lain, berenang, berselancar, memancing, dan bermain di pantai. Saat ini di
Mbalata telah tersedia 5 buah cottages yang dikelola oleh pihak swasta untuk wisatawan
yang hendak menginap.
Aksesibilitas :
Pantai Mbalata terletak di Desa
Watunggene dan berjarak sekitar 2km dari Wae Lengga, kota kecamatan Kotakomba
atau sekitar 30km dari Borong dan dapat ditempuh dalam waktu 45 menit dengan
berkendaraan. Kondisi jalan menuju pantai Mbalata cukup bagus dan bisa
dijangkau oleh semua jenis kendaraan. Karena hanya berjarak 1km dari jalur
utama trans Flores
Pantai Watu Pajung
Pantai Watu
Pajung terletak di Pota Kota, Kecamatan Sambi Rampas, tepatnya berada sekitar 10 km di sebelah timur Pota kota
Kecamatan Samb
i Rampas. Memiliki hamparan pasir putih di sepanjang pantai, di beberapa bagian terdapat batu karang yang berdiri anggun & kokoh membelakangi perbukitan yang hijau ditumbuhi pepohonan. Di bagian timur Watu Pajung terdapat padang yang cukup luas, sementara di bagian barat terdapat lahan persawahan milik warga setempat. Kombinasi alam nan indah ini membuat Watu Pajung sangat menakjubkan. Dinamai Watu Pajung karena di tepi pantai terdapat sebuah batu karang yang berdiri menghadap ke laut, menyerupai payung yang sedang mengembang. Dalam bahasa Manggarai Watu berarti batu dan
Pajung berarti Payung. Batu ini
berwarna hitam, diatasnya ditumbuhi pohon benalu.Perairan di pantai ini umumnya
tenang dan sangat cocok untuk aktivitas seperti berenang, snorkeling dan
diving. Waktu yang tepat untuk berkunjung adalah pada sore hari saat matahari
terbenam dimana semburan sinar matahari yang berwarna kuning kemerahan menyapu
bibir pantai yang mengkilat dan membuat batu karang berwarna kuning keemasan
memamerkan pesona pantai yang sangat indah.
Aksesibilitas :
Perjalanan menuju Watu Pajung dapat
ditempuh dari Borong melewati Bealaing,
Watunggong, Lengko Ajang, Pota dan selanjutnya ke Watu Pajung, menempuh perjalanan sepanjang 140 km dengan waktu tempuh 6,5 jam. Kondisi jalan yang dilalui cukup menantang sehingga waktu tempuh bisa menjadi lebih lama dari perkiraan. Sebaiknya menggunakan kendaraan berderek sehingga membantu kelancaran perjalanan
Watunggong, Lengko Ajang, Pota dan selanjutnya ke Watu Pajung, menempuh perjalanan sepanjang 140 km dengan waktu tempuh 6,5 jam. Kondisi jalan yang dilalui cukup menantang sehingga waktu tempuh bisa menjadi lebih lama dari perkiraan. Sebaiknya menggunakan kendaraan berderek sehingga membantu kelancaran perjalanan
Teluk Ninge
Merupakan sebuah bekas kampung tua
yang bernama kampung Ninge. Kampung ini tenggelam setelah diterjang tsunami
yang diperkirakan terjadi pada tahun 1918. Konon, tsunami yang menenggelamkan
kampong Ninge ini menyisakan banyak kisah menarik berupa legenda yang
diwariskan masyarakat setempat secara turun temurun.
Menurut legenda tersebut, kampung ini
tenggelam karena dulu terjadi perang antara manusia melawan makhluk halus yang
mempersenjatai diri dengan ikan untuk memperebutkanwilayah di sebuah mata air
yang terdapat di dekat gerbang menuju kampung tersebut.
Dalam perang tersebut manusia kalah
melawan makhluk halus tersebut, sehingga mereka bias menguasai wilayah kampong
tersebut dan menerjangnya dengan air bah. Ada kisah lain dari bencana Tsunami
ini, konon ada seorang perempuan tua yang melarikan diri ke pegunungan sambil
menggendong seorang anak kecil di punggungnya. Namun, malang tak dapat ditolak
dan untung tak dapat diraih, sesampai di lereng gunung perempuan tersebut
menengok ke belakang dan meratapi kampung halaman dan sanak keluarganya yang
diterjang tsunami, seketika itu dia berubah menjadi batu. Batu yang dipercaya
sebagai manusia tersebut hingga kini masih ada dan masyarakat setempat
menamainya Watu Ende Aji (Batu Ende Aji) sesuai nama dari perempuan tua
tersebut.
Bagaimanapun dahsyatnya bencana tsunami
tersebut dan cerita legenda yang menyertainya, namun hingga saat ini di dalam
laut tempatkampung itu dulu tenggelam, hanya menyisakan puing-puing reruntuhan
bekas bangunan rumah seperti tiang penopang rumah dan kumpulan batu yang
merupakan bekas tempat persembahan kepada leluhur di tengah kampung (compang),
serta pecahan gerabah dan mangkuk yang kini telah menjadi rumah terumbu karang.
Daerah bekas kampung Ninge saat ini menjadi sebuah tempat diving dan snorkling
dengan pemandangan bawah laut yang menakjubkan. Hal ini membuat pengalaman
berlibur anda semakin menarik.
Transportasi
Teluk Ninge dapat ditempuh dengan
memulai perjalanan dari Ruteng atau dari Borong. Apabila dari Ruteng melewati
Reo dan selanjutnya menuju Dampek. Sedangkan dari Borong melewati Benteng Jawa
lalu menuju Dampek. Dari Dampek berjalan kaki di sepanjang pantai sejauh 1 Km
dalam waktu 15 menit. Jarak dari Ruteng menuju Dampek sekitar 70 Km dengan
waktu tempuh 2 jam. Sementara dari Borong sejauh 100 Km dengan waktu tempuh
sekitar 2,5 jam. Kondisi jalan yang dilalui cukup bagus dan bisa ditempuh
dengan mobil atau sepeda motor
Pantai Laing Lewe
Pantai Laing
Lewe terletak di Kampung Dampek, Kecamatan Lamba Leda. Pantai ini memiliki pasir putih yang bersih, lautan biru
dan jernih serta pemandangan pantai yang sangat indah. Karena keindahannya,
pantai Laing Lewe menjadi obyek wisata yang banyak menarik minat warga untuk
berkunjung ke sana untuk berekreasi sambil berenang, memancing, atau menikmati
pemandangan pantai.
Di sekeliling pantai terdapat hutan
yang rimbun dan ditumbuhi banyak pohon cemara yang mengeluarkan aroma yang
segar saat dihembus angin. Hal ini membuat udara di tepi pantai terasa
sangat sejuk dan setiap orang yang berkunjung ke sana pasti merasa nyaman.
Transportasi
Pantai Laing Lewe berada di sebelah
utara Kaupaten Manggarai Timur, yaitu di kampung Dampek, Kecamatan Lamba Leda.
Pantai Laing Lewe dapat ditempuh dari Ruteng atau Borong. Apabila dari Ruteng
melewati Reo dan selanjutnya menuju Dampek. Sedangkan dari Borong melewati
Benteng Jawa lalu menuju Dampek. Dari Dampek menyewa perahu motor menuju Pantai
Laing Lewe dalam waktu 15 menit. Jarak dari Ruteng menuju Dampek sekitar 70 km
dengan waktu tempuh 2 jam. Sedangkan dari Borong sejauh 100km dengan waktu
tempuh sekitar 2,5 jam. Kondisi jalan yang dilalui cukup bagus dan bisa
ditempuh dengan mobil atau sepeda motor
Sumber : http://tourism.nttprov.go.id
No comments:
Post a Comment