Showing posts with label Jawa Barat. Show all posts
Showing posts with label Jawa Barat. Show all posts

Tuesday, February 23, 2016

Destinasi Wisata Bahari Di Pangandaraan



Cukup banyak destinasi wisata yang dapat kita nikmati di daerah Pangandaraan, Jawa Barat.  Destinasi wisata yang ada di daerah ini kebanyakan mengarah ke wisata bahari atau wisata air, wisata alam, wisata kuliner, wisata rohani atau wisata keluarga.
Dalam tulisan ini, kita akan mencoba mengunjungi beberapa destinasi wisata bahari di daerah Pangandaraan, khususnya yang berhubungan dengan keindahan pantai. Kita mulai dari Pantai Pangandaran.

Pantai Pangandaran
Pantai legendaris Pangandaran memiliki pasir halus dan air lautnya yang bersih. Dengan karakteristik pantainya yang landai serta air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama, memungkinkan Anda untuk berenang dengan aman. 
Berlatarbelakang Cagar Alam Pananjung yang kaya akan flora dan fauna, pantai ini juga memberikan kesempatan unik bagi Anda untuk melihat terbit dan terbenamnya matahari dari satu tempat yang sama.
Selain itu, Anda juga memiliki alternatif berupa atraksi pantai yang sangat menyenangkan, seperti wind surfing, scuba diving, snorkeling, berperahu  menyeberang ke Pasir Putih, serta melihat-lihat karang dan berbagai ikan hias yang indah di dalam laut. Di sini juga Anda dapat mengintip banteng, rusa, dan hewan lainnya yang menyatu dengan keindahan cagar alam yang terjaga kelestariannya serta masih asri dan bersih.
Semua itu menjadikan rekreasi Anda bersama keluarga di pantai ini sebagai  suatu keharusan yang tidak boleh terlewatkan terutama disaat liburan keluarga.
Lokasi: Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran
Akses Ke Lokasi :  92 km dari Kota Ciamis ke arah Selatan

Pantai Batu Karas

Objek wisata ini merupakan perpaduan antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu, menawarkan untuk Anda suasana alam yang tenang serta gelombang laut yang bersahabat dengan pantainya yang landai membuat Anda kerasan tinggal di kawasan ini. Anda juga bisa menikmati suasana tenang dengan semilir angin sambil menikmat hidangan di rumah makan sekitar. Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi Anda ketenangan dan kenangan berlibur yang menyenangkan. Berperahu, berkemah, atau berselancar di sini.
Fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: hotel, camping ground, kios cinderamata, sewaan papan selancar dan ban renang.
Lokasi: Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang
Koordinat : 7 45' 0.23" S, 108 30' 8.29" E
Arah: ± 34 km dari Pangandaran
Fasilitas: arena bermain, rumah ibadah, hotel, camping ground, kios cinderamata, sewaan papan selancar dan ban renang

Pantai Karang Nini


Potensi objek wisata ini adalah pantai yang membentang luas dengan batu karang sebagai tempat view ke arah pantai yang mana wana wisata Karang Nini ini merupakan objek wisata yang mampu menarik wisatawan sebanyak-banyaknya.
Wana wisata pantai Karang Nini memiliki fasilitas kantor informasi tentang wana wisata pantai Karang Nini, pondok wisata, mushola, warung/kedai, camping ground, play ground dan areal parkir seluas ± 300 meter, disamping itu pula di kawasan wana wisata pantai Karang Nini terdapat situs tempat ziarah makam  Syech Wali Kutub Cikabuyutan dan Anggasinga Wencana Bagaspati serta adanya hutan mangrove dan hutan tanaman jati sehingga wisatawan bisa mengamati atau mengobservasi jenis tumbuhan jati dan mahoni bahkan wisatawan bisa mengamati proses kegiatan pengelolaan hutan tanaman jati atau teak planttation forest management mulai dari kegiatan persemaian, pemeliharaan hutan sampai dengan kegiatan produksi. Disekitar hutan wana wisata pantai Karang Nini juga terdapat juga fauna yang sering dijumpai seperti kera dan lutung sedangkan satwa lain dikawasan wisata Karang Nini terdapat diantaranya landak, trenggiling, kancil dan ayam hutan.
Disamping itu pula di kawasan wisata pantai Karang Nini terdapat terowongan kereta api tua yang sudah tidak berfungsi lagi sejak tanggal 3 Pebruari 1981 oleh karena biaya operasionalnya yang tinggi. Terowongan kereta api tua ini bernama terowongan Wilhelmina yang mana terowongan kereta api ini merupakan terowongan terpanjang di Indonesia sejauh 1116 meter yang dibangun dalam rangka mendukung jalur kereta api rute Banjar – Cijulang sejauh ± 82 km, lokasi terowongan tua ini terletak diperbatasan antara desa Bagolo dan desa Emplak, Kabupaten Ciamis. Terowongan kereta api tua ini dibangun pada tahun 1914 oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen yang digunakan pada tanggal 1 Januari 1921.
Legenda dari pantai Karang Nini, yang konon menurut cerita masyarakat bahwa di kampung yang bernama Emplak atau Karang Tanjung tinggallah sepasang aki dan nini yang sakti bernama ambu kolot dan arga plara, kegemaran dari si aki adalah memancing ikan di laut, seperti biasanya pada suatu hari si aki pergi memancing sementara si nini menunggu di rumahnya, hari sudah petang si aki belum pulang pulang juga sehingga hati si nini menjadi gelisah dan dan khawatir terjadi sesuatu terhadap diri si aki, maka si nini menelusurinya sepanjang pantai sambil memanggi si aki diantara deburan ombak pantai namun malang sampai berganti malam si aki tetap tidak ditemukan dan penduduk setempat ikut membantu mencari si aki sampai penduduk sudah putus asa tidak menemukan si aki sehingga ditinggallah si nini di tepi pantai.
Dengan kesaktian si nini, maka memohon kepada sang ratu laut kidul agar bisa dipertemukan dengan si aki bagaimanapun keadaan si aki,tidak berapa lama kemudian menjelmalah dihadapan si nini sebuah batu karang dalam keadaan mengambang sebagai perwujudan jasad si aki yang saat ini batu karang tersebut bernama “Bale Kambang” yang konon jika berdiri di atas batu karang tersebut akan terasa seolah - olah bergoyang.
Didorong oleh keinginan untuk membuktikan rasa cinta si nini kepada si aki sekaligus sebagai bentuk kesetiaannya, maka si nini bersemedi kembali memohon kepada nyi loro kidul agar dirinya selalu dekat dengan si aki, maka menjelmalah batu karang yang menghadap ke laut  arah Bale Kambang.
Kisah kasih sini dan si aki tersebut sampai saat ini masih kokoh terabadikan melalui 2 (dua) batu karang, yaitu Batu Karang Nini dan Bale Kambang.    
Objek Wisata Karang Nini memiliki kendala kurang baiknya  infrastruktur menuju lokasi dan belum tertata dengan baik sesuai dengan standar pariwisata sehingga perlu dibenahi dan dikaji serta perlu adanya sinergitas kebijakan yang harmonis dan tersinkronisasi secara konstruktif yang membangun antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam rangka membangun objek wisata Karang Nini sebagai bagian dari kawasan wisata unggulan Pangandaran yang diharapkan akan menjadikan salah satu kawasan wisata berkelas internasional.
Salah satu upaya menuju pariwisata berkelas dunia,  peranan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata perlu disiapkan selain pembangunan infrastruktur menuju lokasi objek juga pemahaman sadar wisata bagi masyarakat sekitarnya perlu ditingkatkan akan pentingnya keberadaan objek wisata di sekitar kawasan wisata Pangandaran sekaligus pemahaman Sapta Pesona, yaitu aman, nyaman, bersih, sejuk, indah, tertib dan kenangan yang menyenangkan bagi pengunjung atau wisatawan perlu diperhatikan baik itu berupa cinderamata maupun suasana lingkungan disekitar objek wisata, hal tersebut kedepan sekitar kawasan wisata Pangandaran dapat dijadikan primadona unggulan pariwisata Jawa Barat  sebagai bagian mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar kawasan wisata Pangandaran.
Kawasan wisata Pangandaran dapat dijadikan satu paket wisata unggulan untuk menarik wisatawan, mulai dari paket wisata pantai Pangandaran, Green Canyon, Batu Hiu,  Pantai Karang Nini dan objek wisata lainnya di sekitar kawasan wisata Pangandaran, dan bilamana ditata dengan baik dari semua sektor, maka akan menjadikan kawasan wisata yang tidak kalah dengan kawasan wisata di Bali.

Wana wisata Karang Nini terletak di areal hutan produksi yang pengelolaanya oleh Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Ciamis tepatnya di desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran dengan luas areal ± 75 Ha.
Akses Ke Lokasi
45 Km dari Kota Banjar menuju Pangandaran, 200 km atau 80 km dari kota Ciamis, 10 km dari Pantai Pangandaran ke arah timur

Aksesibilitas wana wisata Karang Nini ini terletak dijalur  jalan wisata pantai Pangandaran yang mana letaknya kearah jalan desa sejauh ± 2,5 km dimana infrastruktur menuju lokasi kurang baik, arah menuju lokasi dari pantai Pangandaran ± 9 km,  alat transportasi menuju lokasi dicapai melalui alat transportasi umum, baik itu bis, mini bis maupun elf dan dapat ditempuh melalui :
Garut – Tasikmalaya – Banjar – Ciamis – Kalipucang – lokasi objek sejauh  ±170 km
Bandung – Tasikmalaya – Banjar – Ciamis – Kalipucang – lokasi objek sejauh ± 210 km
Cirebon – Kuningan – Ciamis – Banjar – Kalipucang – lokasi objek sejauh ± 170 km 

Pantai Karapyak

Salah satu objek wisata di kawasan wisata Pangandaran adalah objek wisata pantai Karapyak terletak di desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Objek wisata ini, memiliki panorama pantai yang indah yang apabila dikembangkan akan menjadi objek wisata potensial.
Fasilitas objek wisata pantai Karapyak untuk sementara ini memiliki areal parkir, warung/kedai, pondok wisata yang dikelola penduduk setempat, tempat pelelangan ikan, mushola, toilet, dan sebagian garis pantai dipergunakan masyarakat setempat untuk pemberdayaan rumput laut. Jarak dari objek wisata pantai Pangandaran ke jalan raya menuju lokasi ± 10 km sedangkan arah menuju ke lokasi objek wisata melalui jalan desa ± 3 km dengan infrastruktur jalan yang kurang baik. Objek wisata ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran, harga tiket masuk dihitung per kendaraan untuk roda 4 (empat) sebesar Rp. 27.500,- dan roda 2 (dua) sebesar Rp. 10.000,- sudah termasuk iuran kebersihan dan keamanan.
Keunggulan objek wisata ini adalah panorama pantai yang indah dengan ombak yang tidak terlalu besar dengan hembusan angin yang segar sehingga memberikan udara sekitar pantai yang tidak terlalu panas. Objek wisata Karapyak bilamana dikembangkan akan mampu menarik wisatawan sebanyak-banyaknya dan akan memperpanjang lama tinggal (long stay) di kawasan wisata unggulan Pangandaran bahkan dapat dijadikan satu paket wisata unggulan untuk menarik bagi wisatawan, mulai dari paket wisata pantai Pangandaran, Green Canyon, Batu Hiu,  Pantai Karang Nini dan objek wisata pantai Karapyak serta objek wisata lainnya di sekitar kawasan wisata Pangandaran, dan bilamana ditata dengan baik yang melibatkan semua sektor, maka akan menjadikan kawasan wisata yang tidak kalah dengan kawasan wisata di Bali.
Hal tersebut di atas dapat terwujud bilamana dipersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan profesional terhadap berbagai bidang keilmuan dalam mendukung download drama korea sektor pariwisata sekaligus pula meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan nilai taraf hidup masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik Kabupaten Pangandaran maupun Provinsi Jawa Barat.
Lokasi objek wisata ini, cukup jauh dari jalan raya Pangandaran – Banjar dan jalan menuju objek wisata cukup parah sehingga membuat wisatawan enggan untuk mengunjunginya padahal objek wisata ini sangat bagus untuk dikunjunginya.Lokasi: Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang. Koordinat : 07°41′31.6″S 108°45′11.9″E Telepon: 0265-771421
Akses Ke Lokasi
87 km dari Kota Ciamis ke arah selatan

Pantai Lembah Putri

Pantai Lembah Putri menawarkan untuk Anda panorama alam yang sangat indah. Dari ketinggian bukit yang ada, Anda dapat melihat pesona hamparan lautan yang sangat luas dengan gelora ombak Samudra Indonesia yang datang tanpa henti.  
Hal menarik lainnya mencakup tembok mirip miniatur tembok cina yang dibangun di atas perbukitan Lembah Putri, beberapa goa alam yang menarik, panorama perbukitan yang hijau, dan patahan batu-batuan dari bukit sekitar pantai yang semakin menambah keindahan pemandangan alam di daerah pantai ini secara keseluruhan. Di sini Anda dapat melakukan berbagai kegiatan olah raga seperti gantole, memancing, dan berkemah.  
Lokasi: Desa Ciputrapinggan, Kecamatan Kalipucang Telepon: 0265 771421 Koordinat : 7 40' 36" S, 108 41' 22" E:
Akses Ke Lokasi
85km dari kota Ciamis ke arah selatan

Pantai Madasari

Pantai Madasari menyajikan panorama alam yang sangat indah dengan dihiasi pulau-pulau kecil berpadu dengan hijaunya dataran Desa Masawah.
Selain itu, Anda juga akan terpukau oleh keindahan antara perpaduan laut dan bukit karang dengan deburan ombak yang besar seakan-akan mengajak Anda untuk melepas lelah dan melupakan segala rutinitas yang biasa dilakukan sehari-hari. 
Di sini juga Andfa dapat berjalan–jalan menjelajahi kawasan yang banyak ditumbuhi pepohonan dengan jalan setapak yang menghubungkan antara pantai ini dengan objek wisata Batu Karas.
Lokasi: Desa Masawah, Kecamatan Cimerak
Akses Ke Lokasi :
39 km dari Pangandaran kearah barat

Pantai Pananjung

Pantai Pananjung mempunyai area yang cukup luas dengan Koordinat 7°42,43'S 108°39,112'E, landai, berpasir putih dan halus, serta gelombang ombak yang ramah tidak membahayakan. karena itu kawasan ini menjanjikan memberikan rekreasi air yang menyenangkan, seperti : Snorkling, Surving, Penyewaan Perahu, Berenang, Menikmati Keindahan Taman Laut , Hiasan Karang di Pasir Putih, Berjemur, Berkemah dan bagi anda yang suka tatto maka anda bisa menikmati pemandangan sambil di tatto temporary. Pantai Pananjung masuk  dari Cagar Alam dan Taman Margasatwa Pananjung Pangandaran. Di Cagar Alam dan Taman Margasatwa Pananjung, anda dapat melihat berbagai jenis tumbuhan/flora dan satwa lindung; Banteng, Rusa dan Kera.
Referensi

Monday, February 22, 2016

Destinasi Wisata Pantai Karawang



Pantai Tanjung Pakis
Pantai Tanjung Pakis berada di ujung Utara Karawang, pantai pasir putih dengan ombak yang mengalun tenang dan indah, ini dikarenakan Pantai Tanjung Pakis terletak pada teluk di semenanjung antara Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, panjang pantai 7 km meliputi Blok Bungin, Karangjaya dan Pakis I denagn luas 305 Ha.
 Di pantai ini telah tersedia Penginapan dengan fasilitas AC dan TV, juga tersedia dengan fasilitas biasa, Warung Makan Tradisional dengan menu Ikan Bakar terhampar disepanjang pantai ini, tersedia pula Panggung Hiburan dengan Live Show Dangdut setiap Liburan Akhir Pekan, tersedia pula penyewaan perahu tradisional dan sarana bilas setelah puas berenang di laut yang jernih dan tenang.
Lokasi Pantai Tanjung Pakis terletak di Kecamatan Pakisjaya 70 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang.

Pantai Tanjung Baru
Pantai Tanjung Baru berada di ujung Utara sebelah Timur, pantai ini hampir tidak jauh berbeda dengan pantai lainnya yang ada di Kabupaten Karawang, Pantai Tanjung Baru terletak pada teluk di semenanjung antara Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang.
Di pantai ini telah tersedia Warung Makan Tradisional dengan Menu Ikan Bakar terhampar disepanjang pantai ini, tersedia pula Panggung Hiburan, Pasar Tradisional dan Penginapan dengan fasilitas sederhana, tersedia pula penyewaan perahu tradisional dan sarana bilas air bersih setelah puas berenang di laut. Lokasi Pantai Tanjung Baru terletak di Kecamatan Cilamaya 45 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang.
sumber : www.disbudpar-karawang.com 

Pantai Samudera Baru
Pantai Samudera Baru merupakan pantai wisata andalan Kabupaten Karawang setelah Tanjung Pakis, di pantai ini telah tersedia sarana - sarana Wisata Pantai, pantai dengan pasir putih dan ombak mengalun tenang, indah dan asri.
Di pantai ini telah tersedia Warung Makan Tradisional dengan Manu Ikan Bakar terhampar di sepanjang pantai ini, tersedia pula Panggung Hiburan dengan Live Show Dangdut pada hari libur besar, penyewaan perahu tradisional dan sarana bilas air bersih setelah puas berenang di laut. Lokasi Pantai Samudera Baru terletak di Kecamatan Pedes 30 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang.

sumber :

Monday, February 15, 2016

Taman Nasional Ujung Kulon



Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Tatar Pasundan bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan Taman nasional ini juga memasukan wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil disekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang. Taman ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha; (443 km2 di antaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.
Taman Nasional ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini.
Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan.
Izin untuk masuk ke Taman Nasional ini dapat diperoleh di Kantor Pusat Taman Nasional di Kota Labuan atau Tamanjaya. Penginapan dapat diperoleh di Pulau Handeuleum dan Peucang.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.
Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di i daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air.
Masyarakat yang bermukim di sekitar taman nasional yaitu suku Banten yang terkenal dengan kesenian debusnya. Masyarakat tersebut pengikut agama Islam, namun mereka masih mempertahankan kebiasaan-kebiasaan, tradisi, dan kebudayaan nenek moyang mereka.
Di dalam taman nasional, ada tempat-tempat yang dikeramatkan bagi kepentingan kepercayaan spiritual. Tempat yang paling terkenal sebagai tujuan ziarah adalah gua Sanghiang Sirah, yang terletak di ujung Barat semenanjung Ujung Kulon.
Sejarah dan Status Kawasan
Kawasan Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman, F. Junghun pada Tahun 1846, ketika sedang mengumpulkan tumbuhan tropis. Pada masa itu kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon sudah mulai dikenal oleh para peneliti. Bahkan perjalanan ke Ujung Kulon ini sempat masuk di dalam jurnal ilimiah beberapa tahun kemudian. Tidak banyak catatan mengenai Ujung Kulon sampai meletusnya gunung krakatau pada tahun 1883. Namun kemudian kedahsyatan letusan Krakatau yang menghasilkan gelombang Tsunami setinggi kurang lebih 15 meter, telah memporak-porandakan tidak hanya pemukiman penduduk di Ujung Kulon, tetapi satwaliar dan vegetasi yang ada. Meskipun letusan Krakatau telah menyapu bersih kawasan Ujung Kulon, akan tetapi beberapa tahun kemudian diketahui bahwa ekosistem-vegetasi dan satwaliar di Ujung Kulon tumbuh baik dengan cepat.
Perkembangannya kemudian, beberapa areal berhutan ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi, secara berurutan yaitu sebagai berikut:
Tahun 1921
Berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Nature, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai Kawasan Suaka Alam melalui SK Pemerintah Hindia Belanda Nomor: 60 Tanggal 16 Nofember 1921.
Tahun 1937
Besluit Van Der Gouverneur - General Van Nederlandch - Indie dengan keputusan Nomor: 17 Tanggal 24 Juni 1937 menetapkan status kawasan Suaka Alam tersebut kemudian diubah menjadi Kawasan Suaka Margasatwa dengan memasukkan Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.
Tahun 1958
Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 48/Um/1958 Tanggal 17 April 1958 Kawasan Ujung Kulon berubah status kembali menjadi Kawasan Suaka Alam dengan memasukkan kawasan perairan laut selebar 500 meter dari batas air laut surut terendah.
Tahun 1967
Melalui SK Menteri Pertanian Nomor: 16/Kpts/Um/3/1967 Tanggal 16 Maret 1967 Kawasan Gunung Honje Selatan seluas 10.000 Ha yang bergandengan dengan bagian Timur Semenanjung Ujung Kulon ditetapkan menjadi Cagar Alam Ujung Kulon.
Tahun 1979
Melalui SK Menteri Pertanian Nomor: 39/Kpts/Um/1979 Tanggal 11 Januari 1979 Kawasan Gunung Honje Utara seluas 9.498 Ha dimasukkan ke dalam wilayah Cagar Alam Ujung Kulon.
Tahun 1992
Melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-I I/1992 Tanggal 26 Februari 1992, Ujung Kulon ditunjuk sebagai Taman Nasional Ujung Kulon dengan luas total 122.956 Ha terdiri dari kawasan darat 78.619 Ha dan perairan 44.337 Ha.
Dalam hal penegasan batas-batas hutan negara, perkembangan penataan batasnya adalah sebagai berikut:
Tahun 1980
Dilaksanakan Tata Batas di Cagar Alam Gunung Honje, Berita Acara Tata Batas pada Tanggal 26 Maret 1980, dan disyahkan Tanggal 2 Februari 1982 oleh Menteri Pertanian.
Tahun 1995
Dilaksanakan Rekonstruksi Batas Taman Nasional Ujung Kulon wilayah G. Honje oleh Badan Planologi Kehutanan. Badan Planologi Kehutanan, Taman Nasional Ujung Kulon bekerjasama dengan Pemerintah New Zealand melaksanakan pemasangan sebanyak 6 ( enam ) yang terdiri dari 1 ( satu ) unit Rambu suar, dan 5 (lima) unit pelampung sebagai batas perairan laut.
Tahun 1999
Badan Planologi Kehutanan melaksanakan pemasangan rambu suar kuning di Tj. Alang - alang dan pemancangan titik referensi di Tj. Sodong, Tj. Layar, Tj. Alang - alang, Tj. parat dan Tj. Cina. Badan Planologi Kehutanan melaksanakan pengukuran batas alam pantai Semenanjung Ujung Kulon. Sesuai SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 758/Kpts-II/1999 Tanggal 23 September 1999 menetapkan Kawasan Perairan Taman Nasional Ujung Kulon seluas 44.337 Ha sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan.
Tahun 2004
Balai Pemantapan Kawasan Hutan ( BPKH ) Wilayah XI Jawa - Madura melaksanakan Rekonstruksi Batas Taman Nasional Ujung Kulon di daerah Gunung Honje.
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Undang-undang No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, telah mendapat pengakuan sebagai kawasan yang penting dan dibanggakan secara nasional dan internasional, antara lain:
Tahun 1992
Komisi Warisan Dunia UNESCO menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Natural World Heritage Site (Situs Warisan Alam Dunia) dengan Surat Keputusan Nomor: SC/Eco/5867.2.409 Tanggal 1 Februari 1992.
Sebagai Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional).
Letak dan Luas
Kawasan Taman nasional Ujung Kulon secara administrative terletak di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Secara geografis Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara (^lQ6°52'17"S 105°02'32"E) dan (W'06°30'43"S 105°37'37"E).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Gunung Honje, Cagar Alam Pulau Panaitan, Cagar Alam Pulau Peucang, dan Cagar alam Ujung Kulon seluas 78.619 Ha dan Penunjukan perairan laut di sekitarnya seluas 44.337 Ha yangterletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang, Propinsi Dati I Jawa Barat menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Ujung Kulon maka luas kawasan Taman Nasional Ujung Kulon adalah 122.956 Ha.
Ekosistem dan tipe ekosistem
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon memiliki tiga tipe ekosistem yaitu:
Ekosistem daratan/teresterial, terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah yang terdapat di wilayah Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.
Ekosistem perairan laut terdiri dari terumbu karang dan padang lamun yang terdapat di wilayah perairan Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.
Ekosistem pesisir pantai terdiri dari hutan pantai yang terdapat di sepanjang pesisir pantai dan hutan mangrove di bagian timur laut Semenanjung Ujung Kulon.
Ketiga ekosistem tersebut mempunyai hubungan saling ketergantungan dan membentuk dinamika proses ekologi yang sangat kompleks di dalam kawasan.
Tipe ekosistem Hutan pantai
Dimulai dengan formasi pes-caprae yang merupakan vegetasi pioner terdapat di sepanjang tepi pantai barat dan selatan. Di atas pasir dekat dengan garis pasang tertinggi antara lain dijumpai Ipomoea pes-caprae (katang-katang), Spinifex littoreus (jukut kiara), Desmodium umbellatum (kanyere laut) dan Sophora tomentosa (tarum laut). Di sepanjang pantai selatan di atas bukit pasir menghadap laut terdapat Pandanus tectorius (pandan duri) membentuk tegakan-tegakan murni dan Pandanus bidur (pandan bidur) walaupun agak jarang.
Selanjutnya di lapisan lebih dalam ditemui Lantana camara (cente), Hibiscus tiliaceus (waru), Thespesia populnea (waru laut), Tournefortia argentea (babakoan). Lebih turun ke dalam ditemui Drypetes sumatrana (taritih), Laportea stimulans (pulus). Tepat di belakang bukit pasir yang datar dan lembab ditemui Arenga obtusifolia (langkap), Corypha utan (gebang) dan jenis palma lainnya. Kadang-kadang tegakan pandan diganti oleh formasi Barringtonia karena tanahnya lebih lembab dan terlindung oleh angin.
Formasi Barringtonia di pantai selatan ditandai oleh adanya Barringtonia asiatica (butun), Cerbera manghas (bintaro), Terminalia catappa (ketapang), Syzygium spp. (kopo), Hernandia peltata (kampis cina), Calophyllum inophyllum (nyamplung), Buchanania arborescens (poh-pohan) dan Pongamia pinnata (malapari). Formasi ini juga didapati di pantai utara, di atas pasir karang dalam jalur memanjang sempit dari pantai ke arah dalam sejauh 5-15 m. Di tempat-tempat tertentu yang terbuka di bagian barat daya di temui Pemphis acidula (cantigi laut) dan Ardisia humilis (lampeni).
Hutan mangrove
Jenis-jenis bakau yang paling umum terdapat ialah padi-padi (Lumnitzera racemosa), Api-api (Avicennia spp.), Bakau-bakau (Rhizophora spp.), bogem (Sonneratia alba) dan pedada (Bruguiera spp.). Kadang-kadang terdapat Nypa fruticans dan paku laut (Acrostichum aureum) di muara sungai payau. Hutan mangrove yang luas terdapat pada jalur yang luas sepanjang sisi utara tanah genting meluas ke arah utara sepanjang pantai sampai Sungai Cikalong dan Legon Lentah Pulau Panaitan. Di atas sebelah barat laut Pulau Handeuleum dan kedua pulau kecil di sebelah selatan dekat Pulau Handeuleum terdapat hutan rawa nipah yang tidak begitu luas, juga di muara Cijungkulon dan Cigenter di pantai utara Semenanjung Ujung Kulon.
Hutan rawa airtawar
Hutan ini dicirikan dengan jenis-jenis lembang (Typha angustifolia), teki (Cyperus spp.), walingi (Cyperus pilosus), dan lampeni (Ardisia humilis), yang kadang-kadang membentuk tegakan murni. Pohon yang terdapat di daerah ini antara lain dari familia Palmae misalnya Salacca edulis (salak) dan Caryota mitis (sayar). Hutan ini umumnya berbatasan dengan hutan hujan dataran rendah. Hutan rawa musiman ini terdapat di bagian utara Semenanjung Ujung Kulon dekat dengan Tanjung Alang-alang, Nyiur, Jamang, dan sungai Cihandeuleum.
Hutan hujan tropika dataran rendah
Tipe hutan hujan ini menutupi hampir sebagian besar Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang dan Gunung Honje. Hutan hujan ini ditandai dengan banyaknya palma dari berbagai spesies terutama Arenga obtusifolia (langkap) yang sering dijumpai dalam tegakan murni di daerah yang letaknya rendah. Spesies palem yang lain adalah Oncosperma filamentosa (nibung), Arenga pinnata (aren), Caryota mitis (sayar), Areca catechu (jambe), Areca pumida (bingbin), Corypha gebanga (gebang), Licuala spinosa (kaman), Calamus spp. dan Daemonorops spp. (rotan). Selain itu terdapat spesies Lagerstroemia flos-reginae (bungur), Ficus spp. (kiara), Diospyros macrophylla (ki calung), Vitex pubescens (laban), Anthocephalus chinensis (hanja) dan Planchonia valida (putat).
Di daerah yang relatif terbuka seperti di dataran tinggi Telanca mempunyai sedikit pohon besar tetapi rapat oleh semak dan tumbuhan sekunder seperti Achasma spp. (tepus), Nicolaia spp. (honje), Donax cannaeformis (bangban), dan Lantana camara (cente) yang bercampur dengan berbagai jenis rotan dan kadang-kadang terdapat Syzygium polyanthum (salam) dan Leea spp. (sulangkar) serta beraneka ragam spesies liana misalnya Cayratia geniculata (areuy kibarela), Ziziphus tupula (areuy jinjing kulit), Uncaria sp. (areuy kolebahe) dan Embelia javanica (areuy kecembeng).
Gunung Payung mempunyai hutan primer yang rimbun dan lebih mencirikan vegetasi pegunungan, dengan pohon Dillenia excelsa (ki segel), Pentace polyantha (ki sigeung), Vitex pubescens (laban) dan lain-lain.
Padang rumput
Di dalam padang rumput sering ditemui beberapa spesies rumput, di antaranya Cyperus pilosus, Cyperus compactus, Panicum repens, Panicum colonum, Andropogon sp., Isachne meliacea, Imperata cylindrica (lalang) dan Melastoma polyanthum (harendong).
Flora dan Fauna Flora
Pohon Kiara termasuk kedalam famili moraceae, merupakan tumbuhan raksasa rimba yang berbatang besar, tajuknya rapat, daunnya berbentuk lonjong serta pohon yang dapat mematikan tumbuhan lain dan hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon
Flora di Taman Nasional Ujung Kulon membentuk berbagai formasi hutan, dimana formasi hutan ini dicirikan adanya dominasi oleh jenis/spesies tertentu. Ditinjau dari tipe hutan, flora di kawasan ini terdiri dari hutan pantai, hutan hujan tropika dataran rendah, hutan hujan tropika pegunungan, hutan rawa air tawar, hutan mangrove dan padang rumput. Formasi hutan yang cukup lengkap ini mengandung keragaman plasma nutfah serta spesies tumbuhan berguna dan langka yang sangat tinggi. Beberapa jenis tumbuhan diketahui langka dan di pulau jawa hanya terdapat di TN Ujung Kulon antara lain :
Batryohora geniculata, Cleidion spiciflorum, Heritiera percoriacea, dan Knema globularia. Banyak pula berbagai jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan masyarakat baik untuk kayu pertukangan, obat-obatan, tanaman hias maupun pangan. Jenis-jenis yang telah dimanfaatkan tersebut antara lain bayur (Pterospemum javanicum) dan berbagai rotan (Calamus sp.) sebagai bahan pertukangan; kayu gaharu (Aquilaria malaccensis), Kayu cempaka (Michelia campaca) dan kayu jambe (Areca catechu) sebagai bahan obat-obatan; Anggrek (Dendrobium sp.) sebagai tanaman hias; tangkil (Gnetum gnemon) dan salak (Salacca edulis) sebagai bahan pangan.
Hutan pantai umumnya dicirikan oleh adanya jenis-jenis nyamplung (Calophyllum innophyllum), butun (Barringtonia asiatica), Klampis Cina (Hemandia peltata), ketapang (Terminalia catappa), cingkil (Pongamia pinnata) dan lain-lain. Formasi hutan pantai ini umumnya dikenal sebagai formasi barringtonia dengan spesies yang kurang beranekaragam dan nyamplung merupakan jenis yang lebih khas tipenya. Formasi ini terdapat sepanjang pantai Barat dan Timur Laut Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang, sepanjang pantai Utara dan teluk Kasuaris Pulau Panaitan. Umumnya formasi ini hidup di atas pasir karang dalam jalur sempit memanjang sepanjang pantai dengan lebar 5 sampai 15 meter.
Fauna
Badak Jawa, Hewan khas dari Taman Nasional Ujung Kulon dan termaksud hewan yang dilindungi di tempat ini
Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifat endemik maupun penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu menampung perkembangbiakan berbagai populasi satwa liar. Beberapa jenis satwa endemik penting dan merupakan jenis langka yang sangat perlu dilindungi adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).
Semenanjung Ujung Kulon pada saat ini merupakan habitat terpenting dari Badak Jawa, yang populasinya diperkirakan ada 50-60 ekor, serta merupakan satu-satunya tempat di dunia dimana secara alami Badak Jawa mampu berkembang biak pada dekade terakhir ini. Di taman nasional ini diperkirakan ada sekitar 30 jenis mamalia, yang terdiri dari mamalia ungulata seperti Badak, Banteng, Rusa, Kijang, Kancil, dan Babi Hutan, mamalia predator seperti Macan Tutul, Anjing Hutan, Macan Dahan, Luwak dan Kucing Hutan, mamalia kecil seperti walang kopo, tando, landak, bajingtanah, kalong, bintarung, berang-berang, tikus, trenggiling dan jelarang. Di antaraPrimata terdapat dua jenis endemik, yaitu Owa dan Surili. Sedang jenis Primata lain adalah Lutung (Presbytis cristata), Kukang (Nycticebus coucang) dan Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) mempunyai populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian kawasan.
Banteng (Bos javanicus) merupakan binatang berkuku terbesar dan terbanyak jumlah populasinya (± 500 ekor). Satwa ini hanya terdapat di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje, serta tidak dijumpai di Pulau Panaitan. Rusa (Cervus timorensis) di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje terdapat dalam jumlah dan penyebaran yang sangat terbatas,dan di Pulau Peucang tedapat dalam jumlah yang sangat banyak, dan di Pulau Panaitan menunjukan perkembangan yang semakin banyak. Babi hutan (Sus scrofa), muncak (Muntiacus muntjak) dan pelanduk (Tragulus javanicus) relatif umum terdapat di seluruh kawasan, tetapi celeng (Sus verrucosus) hanya di jumpai di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje.
Jumlah Fauna
Terdapat 35 jenis mamalia
Terdapat 5 jenis Primata
Terdapat 240 jenis Burung
Terdapat 59 jenis Reptilia
Terdapat 22 jenis Amphibia
Terdapat 72 jenis Insecta
Terdapat 142 jenis Pisces
Terdapat 33 jenis Terumbu Karang
Pulau-Pulau di Taman Nasional Ujung Kulon
Di Taman Nasional Ujung Kulon juga terdapat berbagai jenis Pulau yang tepat untuk Konservasi dan juga Pariwisata, di antaranya ;
Pulau Panaitan
Pulau Panaitan adalah sebuah pulau yangterletak paling barat di Ujung Semenanjung Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang dipisahkan oleh sebuah selat sempit. Pulau Panaitan merupakan pulau yang tidak kalah menariknya dengan Pulau Peucang. Pulau dengan luas ± 17.000 Ha ini memiliki berbagai potensi obyek wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Perbukitan Pulau Panaitan terbentuk oleh hutan yang masih asli dengan kombinasi vegetasi Hutan Mangrove, Hutan Pantai dan Hutan Hujan dataran rendah. Keadaan hutannya yang masih asli ini dihuni oleh berbagai jenis satwa liar seperti rusa, kancil, babi hutan, kera ekor panjang, buaya, kadal, ular phyton, dan aneka jenis burung.
Di Pulau Panaitan ini juga terdapat Arca Ganesha beserta benda-benda peninggalan sejarah lainnya yang mempunyai nilai historis sangat tinggi dan merupakan peninggalan zaman hindu kuno, tepatnya di Puncak Gunung Raksa. Kawasan pantai berb

atu dan berpasir putih dengan terumbu karang yang indah di dalamnya sangat baik untuk kegiatan wisata alam bahari seprti menyelam dan snorkeling. Riak ombak di lautnya cukup tinggi sehingga cocok untuk berselancar.
Pada beberapa bagian kawasan daratan pulau ini sudah tersedia jalan setapak untuk mengakomodasikan kegiatan tersebut di atas, namun belum dilengkapi dengan sarana/fasilitas pendukung wisata lainnya terutama layanan akomodasi yang memadai bagi wisatawan.
Pulau Handeleum Pulau Handeleum
Pulau Handeuleum terletak di antara gugusan pulau-pulau kecil yang berada di ujung timur laut pantai Semenanjung Ujung Kulon. Luas Pulau Handeuleum ± 220 Ha. Di Pulau ini terdapat satwa rusa (Rusa timorensis), dan ular phyton. Pulau ini dikelilingi oleh hutan mangrove.
Pesona yang bisa dinikmati di Pulau ini adalah daerah Cigenter, Padang Penggembalaan Cigenter, dan Cikabeumbeum yang jika ditempuh bisa menghabiskan waktu selama 2 (dua) hari. Untuk melewati daerah tersebut diperlukan perahu/kano karena akan menyusuri sungai.
Hal menarik lainnya yang bisa dilakukan di pulau ini adalah bersampan/canoing menyusuri Sungai Cigenter sambil melihat tipe hutan hujan tropis sepanjang sungai. Pada bagian hulu sungai terdapat rute jalan setapak yang melintasi tumbuhan bamboo menuju airterjun yang bertingkat.
Pulau Peucang
Pulau Peucang merupakan lokasi yang paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung baik dalam maupun luar negeri. Pulau dengan luas kawasan ± 450 ha ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta berbagai obyek wisata alam yang dapat dikunjungi oleh Wisatawan. Fasilitas yang ada di Pulau Peucang antara lain Penginapan, Pusat Informasi, Dermaga, dan lain sebagainya.
Pantai di Pulau Peucang memiliki karakteristik yang khas yaitu pasir putih dan hamparan yang luas. Obyek wisata alam yang dapat dinikmati di pulau ini antara lain Tracking ke Karang Copong, Berenang, Snorkeling dan Menyelam. Wildlife viewing dapat dinikmati dengan menyeberang ke Padang Penggembalaan Cidaon yang memakan waktu ± 15 menit dengan menggunakan boat kecil yang berkapasitas 6 (enam) orang. Di Cidaon ini kita dapat mengamati atraksi satwa seperti Banteng, Merak, Rusa, dan Babi Hutan. Selain itu kita juga dapat melihat situs sejarah peninggalan kolonial Belanda berupa MercusuarTanjung Layar dan bekas pembangunan Dermaga di Tanjung Layar dan Cibom.
Semenanjung Ujung Kulon
Wilayah Semenanjung Ujung Kulon merupakan habitat Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), sehingga dalam pengelolaan wisata alam untuk lokasi ini sangat terbatas sekali. Hal ini dikarenakan agar tidak mengganggu habitat Badak Jawa. Luas wilayah Semenanjung Ujung Kulon ini ± 38.000 Ha. Kegiatan wisata alam yang dapat di lakukan di lokasi ini antara lain Trekking, Berkemah dan Wildlife Viewing.
Di Semenanjung Ujung Kulon terdapat jalur tetap yang dapat digunakan untuk Trekking. Fasilitas lainnya adalah Pos Jaga yang terdapat dibeberapa titik seperti Karang Ranjang, Cibunar, dan Cidaon. Selain trekking, kegiatan wisata lainnya yang dapat dilakukan adalah Wildlife Viewing di Padang penggembalaan Cidaon dan Cigenter, berkemah di Tanjung Layar, dan wisata budaya di Goa Sang Hyang Sirah.
Gunung Honje
Gunung honje merupakan salah satu wilayah Taman Nasional Ujung Kulon. Luas wilayah Gunung Honje ± 19.500 Ha dan disekitarnya dikelilingi oleh 19 (sembilan belas) desa penyangga baik yang berbatasan langsung maupun tidak langsung. Salah satu desa yang menjadi pintu gerbang masuk ke Taman Nasional Ujung Kulon adalah Desa Tamanjaya.
Obyek wisata menarik yang terdapat diseputar Tamanjaya antara lain Desa Nelayan Cibanua, Curug cipaniis, sumber air panas Cibiuk, dan wildlife viewing owa jawa di Curug Cikacang. Akomodasi yang terdapat di Tamanjaya antara lain Penginapan Sundajaya, penyewaan perahu/kapal, perkumpulan pemandu wisata/guide local, dan pusat pembuatan souvenir patung badak.
Obyek Menarik

  • Tamanjaya dan Cibiuk. Pintu masuk utama dengan fasilitas, pusat informasi, wisma tamu, dermaga, sumber air panas.
  • Pantai Kalejetan, Karang Ranjang, Cibandawoh. Fenomena gelombang laut selatan dan pantai berpasir tebal, pengamatan tumbuhan dan satwa.
  • Pulau Peucang. Pantai pasir putih, terumbu karang, perairan laut yang biru jernih yang sangat ideal untuk kegiatan berenang, menyelam, memancing, snorkeling dan tempat ideal bagi pengamatan satwa satwa rusa di habitat alamnya.
  • Karang Copong, Citerjun, Cidaon, Ciujungkulon, Cibunar, Tanjung Layar, dan Ciramea. Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, padang pengembalaan satwa, air terjun dan tempat peneluran penyu.
  • Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove.
  • Pulau Panaitan, dan Gunung Raksa. Menyelam, berselancar, dan wisata budaya/ sejarah.

Musim kunjungan terbaik
bulan April s/d September.
Akses Ke Lokasi
Jakarta - Serang (1 1/2 jam via jalan Tol), Serang - Pandeglang - Labuan (1 1/2 jam) atau Jakarta - Cilegon (2 jam via jalan Tol), Cilegon - Labuan (1 jam) atau Bogor - Rangkasbitung - Pandeglang - Labuan (4 jam).
Labuan - Sumur (2 jam), Sumur - Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan) atau Labuan - Pulau Peucang (4 jam dengan kapal motor nelayan).
Kantor Pengelola
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51, Labuan, Pandeglang 42264
Telp. (0253) 801731; Fax. (0253) 804651
E-mail :
btnuk@cilegon.wasantara.net.id
Referensi