Showing posts with label Wisata Alam. Show all posts
Showing posts with label Wisata Alam. Show all posts

Tuesday, February 16, 2016

Taman Nasional Way Kambas



Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.  Taman Nasional ini dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan nomor 14/Menhut- II/1989 dengan luas 130.000 hektar, selanjutnya diubah dengan surat keputusan Menteri Kehutanan nomor 670/Kpts-II/1999 dengan luas 125.621,3 hektar, yang berada di kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, Provinsi Lampung dengan letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT
Temperatur udara 28° - 37° C
, curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun dan ketinggian tempat 0 - 60 m. Dpl
Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu, LampungTimur, Indonesia. Selain di Way Kambas, sekolah gajah (Pusat Latihan Gajah) juga bisa ditemui di Minas, Riau. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang hidup di kawasan ini semakin berkurang jumlahnya.
Taman Nasional Way Kambas berdiri pada tahun 1985 merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi. Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah.
Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di antaranya Badak sumatera, Gajah Sumatera, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya sepit. Untuk tanaman banyak diketemukan Api-api, Pidada, Nipah, pandan. Di bagian pesisir Taman Nasional Way Kambas yang berawa juga sering ditemukan berbagai jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempi dan Biru, Kuau raja, Burung PependangTimur, dan beberapa burung lainnya.
Flora
Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Fauna
Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya.
Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.
Obyek Menarik

  • Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan.
  • Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.
  • Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.
  • Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.

Musim kunjungan terbaik
bulan Juli s/d September setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Bandar Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km), Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km), Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km), Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.
Kantor Pengelola
Jl. Raya Way Jepara
Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220
Referensi

Taman Nasional Siberut



Pulau Siberut terletak di lepas pantai Sumatera Barat yang dipisahkan oleh Selat Mentawai dan berjarak kurang lebih 155 km dari kota Padang. Taman Nasional Siberut yang terletak di pulau tersebut, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove. Taman nasional ini dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan nomor 407/Kpts-II/1993 dengan luas 190.500 hektar yang berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat dengan letak geografis 1°05’ - 1°45’ LS, 98°36’ - 99°03’ BT. Temperatur udara 22° - 31° C, curah hujan 2.900 - 3.700 mm/tahun, dengan ketinggian tempat 0 - 500 m. Dpl. Hutan di taman nasional ini relatif masih alami dengan banyaknya pohon-pohon besar dengan tinggi rata-rata 60 meter.
Taman Nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik)
Pulau Siberut termasuk Taman Nasional Siberut adalah salah satu Cagar Biosfir yang ditetapkan UNESCO dalam Program Man and the Biosphere (MAB).
Perjalanan ke dalam kawasan taman nasional belum banyak dilakukan oleh pengunjung dan selama ini obyek utama bagi pengunjung ke Pulau Siberut hanya untuk melihat budaya masyarakat Mentawai yang berada di dalam dan sekitar taman nasional. Dalam banyak hal, masyarakat Mentawai merupakan suku bangsa di Indonesia yang masih sangat tradisional dan sebagian besar menganut kepercayaan animisme. Kegiatan sosialnya dipusatkan di sekitar UMA, yaitu suatu rumah bersama yang berukuran panjang dan dihuni oleh 30 - 80 orang.
Kunjungan ke Taman Nasional Siberut merupakan kombinasi perjalanan mulai dari berperahu, mendayung, berjalan kaki di jalur berlumpur, menikmati keindahan alam hutan tropika termasuk pengamatan tumbuhan/satwa, mandi di air terjun dan mengamati langsung masyarakat asli. Perjalanan tersebut merupakan petualangan yang tidak terlupakan. Perjalanan ke Pulau Siberut, biasanya diatur oleh biro-biro perjalanan dari Padang maupun Bukit Tinggi termasuk fasilitas pemandu wisata.
Taman Nasional Siberut terletak di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Taman Nasional dengan luas 190.500 hektare ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 407/Kpts-II/1993. Sebelumnya tahun 1981 pulau ini sudah ditetapkan sebagai cagar biosfer melalui projek Man and Biosphere UNESCO.
Di Pulau Siberut tercatat antara lain 896 spesies tumbuhan berkayu, 31 spesies mamalia, dan 134 spesies burung. Terdapat empat spesies endemik primata yang terancam punah. Keempat spesies endemik tersebut adalah siamang Mentawai (bilou, Hylobates klossii), lutung (joja, Presbytis potenziani), monyet Mentawai (simakobu, Simias concolor), dan beruk (bokoi, Macaca pagensis).
Flora
 Hutan hujan menyelimuti hampir 65 % Pulau Siberut. Hutan ini merupakan istana bagi kehidupan flora dan fauna dengan menyediakan sumber makanan dan tempat tinggal serta hutan ini juga berfungsi sebagai pendukung kehidupan tradisional masyarakat Mentawai terutama sebagai obat-obatan tradiosonal.
Fauna
 Hylobates klossii (Bilou atau Siamang Kerdil) Bilou merupakan jenis primata yang paling terkenal di Mentawai. Secara anatomis termasuk jenis ungko tertua yang masih hidup dengan bulu-bulu yang jarang berwarna hitam gelap dan selaput antara jari kedua dan ketiga. Pekik Bilou paling sederhana di antara pekikan ungko, lebih panjang, bervariasi dan dan tidak dilakukan oleh ungko lainnya. Bilou hidup berkelompok yangterdiri dari induk jantan dan betina dengan anak-anaknya yang belum dewasa. Bilou termasuk hewan monogami dengan satu keluarga rata-rata tiga sampai empat individu, sedangkan jumlah anggota dalam satu kelompok dapat mencapai 11 individu.
Obyek Menarik
Madobak, Rokdok, Matotonan, Rorogot, Butui, Teteburuk, Selaoinan dan Mailepet : Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, sumber air panas, air terjun, wisata bahari, pengamatan satwa dan tumbuhan serta wisata budaya (rumah Uma dan tarian religius).
Pantai Sagulubek dan Pantai Masilok. Olahraga berselancar dan menyelam/snorkeling di taman laut/hutan bakau.
Atraksi budaya di luar taman nasional: Festival Gandang Tasa pada bulan M  ei, dan Festival Tabuik pada bulan Juni di Padang.
Musim kunjungan terbaik
bulan Januari s/d September setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Dari Padang (Muara Padang) ke Muara Siberut/Muara Sikabaluan/Muara Saibi dengan menggunakan kapal laut (3 kali seminggu) pada malam hari, ± 10 jam.
Kantor Pengelola
Jl. Raden Saleh No. 8C
PO Box 159 Padang, Sumatera Barat
Telp./Fax. (0751) 442309
E-mail : tsiberut@indosat.net.id
Referensi

Taman Nasional Sembilang



Taman Nasional Sembilang adalah taman nasional yang terletak di pesisir provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.051 km2. Taman Nasional Sembilang merupakan habitat bagi harimau Sumatra, gajah Asia, tapir Asia, siamang, kucing emas, rusa Sambar, buaya muara, ikan Sembilang, penyu airtawar raksasa, lumba-lumba airtawar dan berbagai spesies burung.Taman Nasional Sembilang terdiri dari hutan rawa gambut, hutan rawa airtawar dan hutan riparian di Provinsi Sumatera Selatan. Sebelah Barat Laut Taman Nasional Sembilang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Berbak yang berada di Provinsi Jambi.
Taman Nasional Sembilang merupakan perwakilan hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan hutan riparian (tepi sungai) di Propinsi Sumatera Selatan.  Taman nasional ini dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan nomor 76/Kpts-II/2001, dengan luas 205.750 hektar yang berada di  Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan dengan letak geografis 1°38’ - 2°25’ LS, 104°12’ - 104°55’ BT. Temperatur udara 22° - 33° C, curah hujan Rata-rata 260 mm/tahun dan ketinggian tempat 0 - 500 m Dpl
Flora
Tumbuhan yan g ada di daratan dan perairan dicirikan dengan adanya paku gajah (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus tectorius), waru laut (Hibiscus tiliaceus), nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Dyera costulata), menggeris (Koompassia excelsa), gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora sp., Sonneratia alba, dan Bruguiera gimnorrhiza.
Berbagai macam tanaman darat dan air tumbuh di taman ini, termasuk gajah paku (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara Laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanustectorius), Laut waru (Hibiscus tiliaceus), Nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Jelutung), menggeris (Koompassia excelsa), Gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora sp, Sonneratia alba,. dan gimnorrhiza Bruguiera.
Fauna
Pesisir dan kawasan hutan, terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin, merupakan habitat bagi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Asia (Elephas maximus sumatranus), Malayan tapir (Tapirus indicus), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), kucing emas (Catopuma temminckii temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya air asin (Crocodylus porosus), ikan Sembilang (Plotusus canius), penyu airtawar raksasa (Chitra indica), lumba-lumba airtawar (Orcaella brevirostris) dan berbagai jenis burung.
Spesies burung lain yang mendiami taman ini termasuk dowitcher Asia (Limnodromus semipalmatus), melihat greenshank (guttifer Pseudototanus), putih timur Pelican (Pelecanus onocrotalus), bangau susu (Mycteria cinerea), bangau ajudan yang lebih rendah (Leptoptilos javanicus), dan putih-hitam bersayap tiga barang (Chlidonias leucoptera). Bagian barat berbatasan dengan Taman Nasional Berbak Taman di provinsi Jambi.
Daerah-daerah pantai/hutan terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), kucing mas (Catopuma temminckii temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya (Crocodylus porosus), biawak (Varanus salvator), ikan sembilang (Plotusus canius), labi-labi besar (Chitra indica), lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris), dan berbagai jenis burung.
Ribuan bahkan puluhan ribu burung migran asal Siberia dapat disaksikan di Sembilang yang mencapai puncaknya pada bulan Oktober. Hal ini merupakan atraksi burung migran yang menarik untuk diamati, karena dapat mendengar secara langsung suara gemuruh burung-burung tersebut terbang bersamaan dan menutupi suara debur ombak Selat Bangka.
jumlah besar untuk burung migran dari Siberia dapat dilihat di Sembilang, mencapai klimaks pada bulan Oktober. Panggilan dari ribuan burung yang terbang dalam formasi bahkan dapat didengar di atas ombak gemuruh Selat Bangka.
Jenis burung lainnya yang ada seperti blekok asia (Limnodromus semipalmatus), trinil tutul (Pseudototanus guttifer), undan putih (Pelecanus onocrotalus), bluwok putih (Mycteria cinerea), bangau tongtong (Leptoptilos javanicus), dara laut sayap putih (Chlidonias leucoptera), dan lain-lain.
Obyek Menarik
Semenanjung Banyuasin, Sembilang, Teluk Benawan, Teluk Sekanak, Pulau Betet. Menyelusuri sungai sambil mengamati satwa, mangrove, memancing, mengamati burung-burung migran asal Siberia dan lumba-lumba air tawar
Atraksi budaya di luar taman nasional:
Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung dan Festival Danau Ranau pada bulan Desember di OKU-Sumatera Selatan.
Musim kunjungan terbaik
bulan Juni s/d Agustus setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Palembang - Sungsang menggunakan charter kapal motor sekitar dua jam, dan dilanjutkan ke lokasi sekitar dua jam.
Kantor Pengelola
Jl. Kolonel H. Barlian
Punti Kayu Km 6, No.79
PO Box 1288, Palembang 310153
Telp.(0711) 410948
Referensi