Taman
Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang
terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan
pantai di Sumatera. Taman Nasional ini dibentuk berdasarkan surat
keputusan Menteri Kehutanan nomor 14/Menhut- II/1989 dengan
luas 130.000 hektar,
selanjutnya diubah dengan surat keputusan Menteri
Kehutanan
nomor 670/Kpts-II/1999 dengan luas 125.621,3 hektar, yang berada di kabupaten Lampung
Tengah dan Lampung Timur,
Provinsi Lampung dengan
letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT
Temperatur udara 28° - 37° C, curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun dan ketinggian tempat 0 - 60 m. Dpl
Temperatur udara 28° - 37° C, curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun dan ketinggian tempat 0 - 60 m. Dpl
Taman
Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di
daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu, LampungTimur, Indonesia.
Selain di Way Kambas, sekolah gajah (Pusat Latihan Gajah) juga bisa ditemui di
Minas, Riau. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang hidup di kawasan
ini semakin berkurang jumlahnya.
Taman Nasional
Way Kambas berdiri pada tahun 1985 merupakan sekolah gajah pertama di
Indonesia. Dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa
tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang
diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan,
perkembangbiakan dan konservasi. Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar
300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas
juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak
agar tidak terancam punah.
Di Taman
Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di antaranya Badak
sumatera, Gajah Sumatera, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya sepit. Untuk
tanaman banyak diketemukan Api-api, Pidada, Nipah, pandan. Di bagian pesisir
Taman Nasional Way Kambas yang berawa juga sering ditemukan berbagai jenis
burung antara lain Bangau Tongtong, Sempi dan Biru, Kuau raja, Burung
PependangTimur, dan beberapa burung lainnya.
Flora
Jenis
tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Fauna
Taman
Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis),
gajah Sumatera (Elephas maximus
sumatranus), harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae), tapir (Tapirus
indicus), anjing hutan (Cuon
alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates
syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang
lawe (Ciconia episcopus stormi),
bangau tong-tong (Leptoptilos
javanicus), sempidan biru (Lophura
ignita), kuau (Argusianus argus
argus), pecuk ular (Anhinga
melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
Gajah-gajah
liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo)
dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah.
Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan
melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat
tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak
atraksi lainnya.
Pusat
latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil
mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.
Obyek
Menarik
- Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan.
- Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.
- Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.
- Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim
kunjungan terbaik
bulan Juli s/d September setiap tahunnya.
Akses
Ke Lokasi
Bandar
Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km),
Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km),
Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km),
Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.
Kantor
Pengelola
Jl. Raya Way Jepara
Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220
Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220
Referensi
No comments:
Post a Comment