Taman
Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah sebuah kawasan konservasi yang terletak
di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Taman nasional ini dimaksudkan untuk
melindungi kekayaan hayati dan lingkungan di wilayah Gunung Ceremai.
Penunjukannya dilakukan dengan SK Menhut RI No. 424/Menhut-II/2004 bertanggal
19 Oktober 2004, yang mengubah status hutan lindung di Gunung Ceremai menjadi
kawasan taman nasional
Batas-batas wilayah
Bentuk
wilayah TN Gunung Ciremai cenderung melonjong, dengan sumbu panjang nyaris
tepat di arah utara-selatan, dan dengan tiga tonjolan memanjang serupa tanjung
di arah utara, barat, dan barat daya. Wilayah ini berada di antara garis-garis
bujur 108°21'35"—108°28'00" BT dan garis-garis lintang
6°50'25"—6°58'26" LS. Topografinya sebagian besar bergelombang (64%)
dan curam (22%), bergunung-gunung, dengan puncak tertinggi pada ketinggian
3.078 m dpl.
Kawasan
TNGC ini sebagian masuk wilayah Kabupaten Kuningan (8.931,27 ha), dan sebagian
lagi di wilayah Kabupaten Majalengka (6.927,9 ha). Namun luas kawasan TNGC yang
sah secara hukum dan sesuai dengan SK Menhut adalah ± 15.500 Ha. Di sebelah
utara kawasan hutan ini berbatasan dengan wilayah Kabupaten Cirebon; sementara
batas-batasnya di sisi timur terletak di kecamatan-kecamatan Cilimus,
Jalaksana, dan Kramatmulya. Di selatan, batas-batas ini berada di wilayah
Cigugur, Kadugede, Nusaherang, serta Darma; di barat berada di wilayah Majalengka.
Flora dan vegetasi
Secara
umum, van Steenis (2006) telah mendefinisikan tiga zona iklim utama berdasarkan
elevasi yang memengaruhi vegetasi di Jawa. Ialah:
o
Zona tropik, antara ketinggian 0—1.000 m dpl.
Dengan subzona perbukitan (colline) di antara 500—1.000 m.
o
Zona pegunungan (montana), antara ketinggian
1.000—2.400 m dpl. Dengan subzona sub-pegunungan (submontana) di antara
1.000—1.500 m.
o
Zona subalpin, di atas ketinggian 2.400 m.
Di wilayah
Gunung Ceremai ini, hutan di bawah 1.000 m semula merupakan kawasan hutan
produksi yang dikelola Perhutani KPH Kuningan. Hutan-hutan ini telah berubah
menjadi hutan tanaman tusam dan beberapa jenis pohon kayu yang lain. Sementara
hutan pada ketinggian 1.000 m ke atas sebelumnya adalah hutan lindung, yang
sebagiannya telah rusak terganggu oleh letusan gunung, dan kemudian oleh
aktivitas masyarakat serta kebakaran hutan. Berdasarkan kondisi iklimnya,
hutan-hutan pegunungan ini bisa dibedakan atas hutan dataran tinggi basah di
bagian selatan (Cigugur dan sekitarnya) dan hutan dataran tinggi yang lebih
kering di sebelah utara di wilayah Setianegara dan sekitarnya.
Hutan di
zona pegunungan basah dari Cigugur ke arah puncak Ceremai cukup kaya akan jenis
pohon. Tercatat di antaranya jenis-jenis saninten (Castanopsis argentea, C.
javanica, C. tungurrut) dan pasang (Lithocarpus elegans dan L. sundaicus) dari
suku Fagaceae; jenitri (Elaeocarpus obtusus, E. petiolatus dan E. stipularis),
suku Elaeocarpaceae; mara (Macaranga denticulata) dan kareumbi (Omalanthus
populneus), suku Euphorbiaceae; aneka jirak (Symplocos fasciculata, S. spicata,
S. sessilifolia, S. theaefolia), Symplocaceae; jenis-jenis ara (di antaranya
Ficus padana dan F. racemosa), Moraceae; puspa (Schima wallichii) dan ki sapu
(Eurya acuminata), Theaceae; dan lain-lain.
Di bagian
yang lebih kering di Setianegara, hutan didominasi oleh jenis-jenis huru atau
medang (Litsea spp.), saninten (C. argentea dan C. javanica), mara (Macaranga
tanarius), mareme (Glochidion sp.), bingbin (Pinanga javana), dan pandan gunung
(Pandanus sp.). Di bagian yang lebih atas zona montana ini juga didapati
dominansi dari jamuju (Dacrycarpus imbricatus, Podocarpaceae) yang membentuk
sabuk vegetasi khusus.
Fauna
Gunung
Ceremai merupakan daerah penting bagi burung (IBA, Important Bird Areas JID 24),
sekaligus daerah burung endemik (EBA, Endemic Bird Areas DBE 160). Beberapa
jenisnya berstatus rentan (IUCN:VU, vulnerable), misalnya celepuk jawa (Otus
angelinae) dan ciung-mungkal jawa (Cochoa azurea). Tercatat pula sekurangnya 18
spesies yang lain yang berstatus burung sebaran terbatas (restricted area bird)
seperti halnya puyuh-gonggong jawa (Arborophila javanica), walik kepala-ungu
(Ptilinopus porphyreus), takur bututut (Megalaima corvina), berkecet biru-tua
(Cinclidium diana), poksai kuda (Garrulax rufifrons), cica matahari (Crocias
albonotatus), opior jawa (Lophozosterops javanicus), kenari melayu (Serinus
estherae), dan lain-lain.
Cucak
gunung adalah salah satu jenis burung sebaran terbatas yang ditemukan di
Ceremai
Beberapa
jenis mamalia penting yang terdapat di TNGC, di antaranya, macan tutul
(Panthera pardus); surili (Presbytis comata); lutung budeng (Trachypithecus
auratus); kukang jawa atau muka geni (Nycticebus javanicus); kijang muncak
(Muntiacus muntjak); dan pelanduk jawa (Tragulus javanicus).
Referensi
No comments:
Post a Comment