Taman
Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau yang
terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha. Taman Nasional Karimunjawa
ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut melalui SK Menhut No.123/Kpts-II/1986
kemudian pada tahun 1999 melalui Keputusan Menhutbun No.78/Kpts-II/1999 Cagar
Alam Karimunjawa dan perairan sekitarnya seluas 111.625 Ha diubah menjadi Taman
Nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa. Tahun 2001 sebagian luas
kawasan TN Karimunjawa seluas 110.117,30 Ha ditetapkan sebagai Kawasan
Pelestarian Alam Perairan dengan Keputusan Menhut No.74/Kpts-II/2001.
Taman
Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe
ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan
mangrove, dan terumbu karang.
Tumbuhan
yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewodaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat
pada hutan hujan dataran rendah. Kelompok algae yang dapat dijumpai terdiri
dari tiga kelompok yaitu algae hijau, algae coklat, dan algae merah. Hutan
pantai dan hutan mangrove dicirikan dengan adanya ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), jati pasir
(Scaerota frustescens), setigi
(Strebus asper), waru laut (Hibiscus tiliaceus), dan bakau hitam
(Rhizophora mucronata).
Jenis
terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa merupakan terumbu karang
pantai/tepi (fringing reef),
terumbu karang penghalang (barrier
reef) dan beberapa taka (patch
reef). Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang
keras dan 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu akar bahar/karang
hitam (Antiphates spp.) dan
karang merah (Tubipora musica).
Biota
laut lainnya yang dilindungi seperti kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga (Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima.
Keanekaragaman
satwa darat di taman nasional ini tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
satwa perairan. Satwa darat yang umum dijumpai antara lain rusa (Cervus timorensis subspec), kera ekor
panjang (Macaca fascicularis
karimondjawae); 40 jenis burung seperti pergam hijau (Ducula aenea), elang laut perut putih
(Haliaeetus leucogaster),
trocokan/merbah cerukcuk (Pycnonotus
goiavier), betet (Psittacula
alexandri), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia
mydas), dan ular edhor. Burung elang laut perut putih merupakan satwa
yang terancam punah di dunia.
Di
sekitar Pulau Kemujan terdapat bangkai kapal Panama INDONO yang tenggelam pada
tahun 1955, dimana pada saat ini menjadi habitat ikan karang dan cocok untuk
lokasi penyelaman (wreck diving).
Dari
gugusan pulau-pulau yang berjumlah 27 buah, lima buah pulau diantaranya telah
berpenghuni yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk,
dan Pulau Genting. Pulau Karimunjawa menjadi pusat kecamatan yang berjarak ± 83
km dari Kota Jepara (pusat pengrajin ukiran kayu yang terkenal di Indonesia).
Nama
Karimunjawa berasal dari zaman Sunan Muria yaitu salah satu tokoh penyebar
Agama Islam. Sunan Muria melihat pulau-pulau di Karimunjawa sangat samar dari
Pulau Jawa (kremun-kremun soko Jowo). Peninggalan-peninggalan Sunan
Nyamplungan/Amir Hasan (anak dari Sunan Muria) seperti ikan lele (Clarias
meladerma) tanpa patil, makam Nyamplungan, kayu dewodaru, sentigi, kalimosodo,
dan ular edhor, dikeramatkan oleh penduduk Karimunjawa.
Permasalahan
yang menonjol dalam mengelola kawasan ini adalah perlindungan ekosistem
perairan laut. Hal ini disebabkan karena kawasan Karimunjawa adalah salah satu
dari tiga pusat perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dan fakta bahwa
sebagian besar penduduknya yang berjumlah lebih dari 8.800 jiwa adalah nelayan
yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan. Oleh karena itu sumber
daya perikanan menjadi andalan dalam pengembangan perekonomian di kawasan ini.
Permasalahan timbul disebabkan karena dalam memanfaatkan sumber daya perikanan
yang cenderung berlebihan (over fishing) terutama pada jenis ikan pelagis
kecil, usaha penangkapan ikan yang merusak ekosistem terumbu karang yaitu
dengan penggunaan apotas atau sianida maupun jaring yang merusak terumbu
karang.
Saat ini
Taman Nasional Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa
dengan tugas utama melaksanakan pengelolaan ekosistem kawasan Taman Nasional
Karimunjawa dalam rangka konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam pengelolaan terdapat
banyak tantangan untuk memadukan konservasi dan pembangunan ekonomi yang
memerlukan dukungan seluruh pihak
Obyek
Menarik
- Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, Tanjung Gelam, Legon Lele, Genting, Kembar, Parang, Cemara dan Krakal. Wisata bahari seperti berlayar, selancar air, ski air, berenang, berjemur di pantai pasir putih, berkemah, wisata budaya, pengamatan rusa dan burung serta menyelam/snorkeling.
- Paket wisata untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut dapat menghubungi biro perjalanan di Semarang/Jepara (tour satu sampai dengan tujuh hari).
- Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Festival Durian dan Lomban pada bulan Januari/Maret di Jepara.
Musim
kunjungan terbaik
bulan April s/d Oktober setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Semarang-Jepara
menggunakan bis selama 1,5 jam, Jepara (Pelabuhan Kartini) menuju Karimunjawa
dengan naik Fery/kapal motor dengan lama perjalanan ± 6 jam, dan hanya ada satu
kali dalam seminggu (Senin). Dari Semarang (Bandara Achmad Yani) menuju Pulau
Kemujan (Bandar Dewodaru) dengan pesawat udara, sekali dalam seminggu (untuk
sementara jalur penerbangan tersebut tidak diaktifkan).
Kantor Pengelola Jl. Menteri Supeno I No. 2
Semarang 50241, Jawa Tengah
Telp. (024) 8319709
E-mail : btnjawa@indosat.net.id
Semarang 50241, Jawa Tengah
Telp. (024) 8319709
E-mail : btnjawa@indosat.net.id
Referensi
No comments:
Post a Comment