Taman
Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia.
Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies
terumbu karang dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia
laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia,
meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.
Taman nasional ini dibentuk
berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan nomor
730/Kpts-II/1991,
dengan luas 89.065 hektar yang terletak di Kabupaten Minahasa dan Kotamadya Manado,
Provinsi Sulawesi Utara dengan
letak geografis 1°35’ - 1°49’ LU, 124°39’ - 124°35’ BT. Suhu udara
26° - 31° C,
curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun, ketinggian
tempat 0 – 800 meter dpl.
Kondisi perairan memiliki kadar salinitas 33 - 35 °/OO, kecerahan
10 - 30 m,
pasang surut 2,5 meter, musim barat
pada bulan November
s/d Februari
dan musin timur pada bulan Maret s/d Oktober
Taman
Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang
terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem
daratan/pesisir. Pada bagian Utara terdiri dari pulau Bunaken, pulau Manado
Tua, pulau Montehage, pulau Siladen, pulau Nain, pulau Nain Kecil, dan sebagian
wilayah pesisir Tanjung Pisok. Sedangkan pada bagian Selatan meliputi sebagian
pesisir Tanjung Kelapa. Potensi daratan pulau-pulau taman nasional ini kaya dengan
jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang ada di daratan dan
pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca
nigra nigra), rusa (Cervus
timorensis russa), dan kuskus (Ailurops
ursinus ursinus).
Flora
Taman
Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya. Terdapat
sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.Spesies alga yang dapat
ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina,
sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii,
Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum.
Jenis
tumbuhan di hutan bakau Taman Nasional Bunaken yaitu Rhizophora sp., Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Hutan ini kaya dengan
berbagai jenis kepiting, udang, moluska dan berbagai jenis burung laut seperti
camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.
Jenis
ganggang yang terdapat di taman nasional ini meliputi jenis Caulerpa sp., Halimeda sp., dan Padina sp.
Padang lamun yang mendominasi terutama di pulau Montehage, dan pulau Nain yaitu
Thalassia hemprichii, Enhallus
acoroides, dan Thalassodendron
ciliatum.
Tercatat
13 genera karang hidup di perairan Taman Nasional Bunaken, didominasi oleh
jenis terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang. Yang paling menarik
adalah tebing karang vertikal sampai sejauh 25-50 meter.
Fauna
Sekitar
91 jenis ikan terdapat di perairan Taman Nasional Bunaken, diantaranya ikan
kuda gusumi (Hippocampus kuda),
oci putih (Seriola rivoliana),
lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira),
goropa (Ephinephelus spilotoceps dan
Pseudanthias hypselosoma), ila
gasi (Scolopsis bilineatus),
dan lain-lain.
Jenis
moluska seperti kima raksasa (Tridacna
gigas), kepala kambing (Cassis
cornuta), nautilus berongga (Nautilus
pompillius), dan tunikates/ascidian.
Taman
Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung,
moluska dan mangrove. Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.
Di
daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain
itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di
daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat
bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]
Aktivitas manusia
Di wilayah
ini, terdapat 22 desa dengan jumlah penduduk sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan
dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan
rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian lainnya bekerja sebagai pemandu,
pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]
Pariwisata
di wilayah ini terus dikembangkan. Antara tahun 2003 hingga 2006, jumlah
pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan
8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.
Konservasi dan ancaman
Taman
Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah
satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan
taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan
Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang
cukup, taman ini mengalami degradasi kecil akibat penambangan terumbu karang, kerusakan
akibat jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, kegiatan
menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi
sebagai bagian dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan".
Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam
menangkap ikan.
Musim
kunjungan terbaik
bulan Mei s/d Agustus setiap tahunnya.
Akses
Ke Lokasi
Taman
Nasional Bunaken dapat dicapai melalui Pelabuhan Manado, Marina Nusantara
Diving Centre (NDC) di Kecamatan Molas dan Marina Blue Banter. Dari Pelabuhan
Manado dengan menggunakan perahu motor menuju pulau Siladen dapat ditempuh + 20
menit, pulau Bunaken + 30 menit, pulau Montehage + 50 menit dan pulau Nain +60
menit.
Dari
Blue Banter Marina dengan menggunakan kapal pesiar yang tersedia menuju daerah
wisata di pulau Bunaken dapat ditempuh dalam waktu 10-15 menit, sedangkan dari
pelabuhan NDC menuju lokasi penyelaman di pulau Bunaken dengan menggunakan
speed boat ditempuh dalam waktu + 20 menit.
Kantor
Pengelola
Jl. Raya Molas, Kotak Pos 1202
Manado 95242, Sulawesi Utara
Telp./Fax.: (0431) 859022
E-mail : tnb@manado.wasantara.net.id
Manado 95242, Sulawesi Utara
Telp./Fax.: (0431) 859022
E-mail : tnb@manado.wasantara.net.id
Referensi
No comments:
Post a Comment