Sebagian
besar keadaan topografi Taman Nasional Betung Kerihun berupa perbukitan, dari
bentangan Pegunungan Muller yang menghubungkan Gunung Betung dan Gunung
Kerihun, sekaligus sebagai pembatas antara wilayah Indonesia dengan Serawak,
Malaysia. Taman
nasional ini dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri
Kehutanan
nomor 467/Kpts-II/95 denganluas 800.000 hektar, yang berada diKabupaten
Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, dengan temperatur udara 21° - 28° C.
Taman Nasional Betung Kerihun (sebelumnya
Gunung Bentuang) adalah taman
nasional yang terletak di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Taman nasional
ini didirikan pada tahun 1992, dan memiliki wilayah seluas 8.000 km² (3.100
mil²). Bersama dengan Lanjak Entimau di Malaysia, taman nasional ini telah
diusulkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.
Dari
kaki-kaki pegunungan Muller tersebut, mengalir sungai-sungai kecil yang
membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS): Kapuas, Sibau, Mendalam, Bungan dan
Embaloh. Untuk menuju kawasan Taman Nasional Betung Kerihun harus melalui
sungai-sungai tersebut.
Flora
Taman
nasional ini memiliki delapan tipe ekosistem hutan seperti hutan dataran
rendah, sekunder tua, Dipterocarpus, sub-montana, dan montana; dengan
keanekaragaman tumbuhan bernilai tinggi sebanyak 1.216 jenis yang terdiri dari
418 genus dan 110 famili (75% endemik Kalimantan). Sebanyak 14 jenis merupakan
“catatan baru” di Indonesia diantaranya Musa lawitiensis, Neouvaria
acuminatissima, Castanopsis inermis, Lithocarpus philippinensis, Chisocheton
cauliflorus, Syzygium spicata dan Shorea peltata, serta 13 jenis palem
merupakan “catatan baru” di Kalimantan antara lain Pinanga bifidovariegata dan
soka (Ixora sp.).
Fauna
Terdapat
kurang lebih 48 jenis mamalia termasuk 7 jenis primata diantaranya klasi (Presbytis rubicunda rubicunda),
orangutan (Pongo satyrus),
klampiau (Hylobates muelleri),
kepuh (Presbytis frontata frontata),
dan kokah (P. femoralis chrysomelas);
301 jenis burung yang terdiri dari 151 genus dan 36 famili, 15 jenis burung
migran, dan 24 jenis endemik Kalimantan; 51 jenis amfibia, 52 jenis reptilia,
170 jenis insekta dan 112 jenis ikan.
Satwa
yang mendominasi dan paling sering terlihat adalah orangutan (Pongo satyrus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), tangkasi (Tarsius bancanus borneanus), owa
Kalimantan (Hylobates muelleri),
klasi (Presbytis rubicunda rubicunda),
beruang madu (Helarctos malayanus
euryspilus), lutra (Lutra
sumatrana), dan kancil (Tragulus
napu borneanus).
Diantara
keluarga Bucerotidae yang terdapat di taman nasional ini, yang paling menonjol
adalah burung julang emas (Aceros
undulatus) dan enggang gading (Rhinoplax
vigil) yang merupakan maskot satwa Propinsi Kalimantan Barat.
Taman
Nasional Betung Kerihun diusulkan sebagai Cagar Lintas Batas dengan Lanjak
Entimau Wildlife Reserve di Serawak.
Selain
memiliki keanekaragaman tumbuhan/satwa dan seolah tiada akhir; aliran anak
sungai yang sangat jernih berasal dari air terjun/riam di puncak bukit; suara
kicauan burung dan pekikan dari berbagai satwa, kesemuanya dapat disaksikan dan
dirasakan di dalam taman nasional.
Seperti
halnya penduduk asli pedalaman Kalimantan umumnya, masyarakat yang berada di
sekitar taman nasional ini sebagian besar berasal dari suku Dayak. Terdiri dari
kelompok suku Dayak Iban, Dayak Taman dan Dayak Bukat. Salah satu kebiasaan
yang cukup unik dari mereka adalah menggunakan “Tato” pada kulit.
Obyek
Menarik
Pegunungan Muller, Gunung
Kerihun, dan Gunung Betung. Bentangan pegunungan Muller yang
merupakan batas negara dan Gunung Betung/Kerihun, sangat cocok untuk kegiatan
pendakian/panjat tebing.
Sungai Tekelan, Sibau,
Mendalam, Embaloh, Kanyau. Menyelusuri sungai, memancing,
pengamatan satwa/tumbuhan, dan wisata budaya.
Riam Lapan, Riam Matahari.
Arung jeram dengan tingkat kesulitan III s/d IV, dengan klimaksnya pada kelas V
di Riam Matahari..
Sungai Sedik, Batang Pilung
dan Sungai Jaan. Air terjun, pengamatan tumbuhan/satwa dan wisata budaya.
Tanjung
Lokang. Pada bagian Barat taman nasional terdapat tebing-tebing dan goa kapur
untuk kegiatan wisata goa dan budaya.
Atraksi budaya di luar taman nasional: Kaburai. Stasiun Pelatihan dan Penelitian Kehutanan yang
terletak di Dusun Kaburai. Tumbang Gagu. Melihat rumah panjang tradisional suku
Dayak (Betang).
Musim
kunjungan terbaik
bulan September s/d Desember setiap tahunnya.
Akses
Ke Lokasi
Pontianak
– Putussibau dengan kendaraan roda empat sekitar 18 jam atau dengan Pesawat
kecil Cessna sekitar 2,5 jam. Selanjutnya dari Putussibau menyelusuri S.
Kapuas, S. Sibau dan S. Mendalam selama ± 5 jam dengan semi longboat atau dari
Putussibau menyelusuri S. Kapuas dan S. Embaloh Hulu selama sekitar tiga jam
dengan speedboat, kemudian dilanjutkan dengan semi longboat menuju S. Embaloh
Hulu sekitar sembilan jam.
Kantor
Pengelola
Jl.
Kapten Pierre Tendean, Kompleks KODIM 1206, Putussibau - Kalbar - 78711
Tlp. 0567-21935
Fax. 0567-21935
Email: tn_betungkerihun@yahoo.com
Tlp. 0567-21935
Fax. 0567-21935
Email: tn_betungkerihun@yahoo.com
Referensi
No comments:
Post a Comment