Taman
Nasional Danau Sentarum adalah taman nasional yang melindungi keanekaragaman
hayati Danau Sentarum.[1]Taman nasional ini terletak di Kalimantan Barat,
Indonesia. Sekitar setengah taman ini terdiri dari danau.
Taman
Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan
rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan.
Sebelumnya,
Taman Nasional Danau Sentarum berstatus cagar alam (1981/1982) dan suaka
margasatwa (sejak 1983). Pada tahun 1999, Danau Sentarum ditetapkan sebagai
taman nasional berdasarkan surat keputusan Menteri
Kehutanan
nomor 34/Kpts-II/99 dengan luas 132.000 hektar yang berada di Kabupaten
Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat, dengan letak geografis 0°39’ - 1°00’ LU, 111°56’
- 112°25’ BT.
Temperatur udara 26° - 30° C, curah hujan 1.200 - 1.500 mm/tahun dan ketinggian
tempat 37 - 40 meter dpl
Danau
Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada
sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju
laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang
mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus
sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Dengan demikian,
daerah-daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada
fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.
Flora
Taman
Nasional Danau Sentarum memiliki tumbuhan khas dan asli yaitu
tembesu/tengkawang (Shorea beccariana).
Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).
Fauna
Sistem
perairan dari danau air tawar dan hutan tergenang ini menjadikan Danau Sentarum
tidak seperti danau-danau lainnya. Airnya bewarna hitam kemerah-merahan karena
mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya. Pada saat musim
hujan, kedalaman air danau tersebut dapat mencapai 6-8 meter dan menyebabkan
tergenangnya hutan sekitarnya. Tetapi, pada saat musim kemarau, dimana tinggi
air di Sungai Kapuas berangsur-angsur turun, air dari Danau Sentarum akan
mengalir ke Sungai Kapuas sehingga debit air di sungai tersebut relatif stabil.
Akhirnya pada saat puncak musim kemarau, keadaan Danau Sentarum dan daerah
sekitarnya akan menjadi hamparan tanah yang luas. Ikan-ikan yang tadinya berada
di danau, akan terlihat di kolam-kolam kecil.
Masyarakat
Lokal
Kehidupan
masyarakat yang berada di sekitar taman nasional yaitu suku Dayak Iban,
Sebaruk, Sontas, Kenyah dan Punan masih tradisional. Rumah panjang (Betang)
yang dihuni oleh suku tersebut beragam besarnya, ada yang dihuni lima sampai
delapan kepala keluarga dan ada yang dihuni 15 sampai 30 kepala keluarga. Rumah
panjang yang dihuni 15 – 30 kepala keluarga, mempunyai panjang rata-rata 186
meter dan lebar 6 meter. Kehidupan di rumah betang memperlihatkan suatu
kerukunan, kepolosan dan keramahtamahan suku tersebut, dan biasanya wisatawan
akan disuguhi tarian dayak.
Obyek
Menarik
Bukit Lanjak, Nanga Kenelang
dan Bukit Tekenang. Melihat panorama danau, bersampan dan pengamatan satwa
burung dan penelitian yang dilengkapi sarana laboratorium.
Akses
Ke Lokasi
Pontianak-Sintang-Semitau
menggunakan kendaraan roda empat sekitar 11 jam atau Sintang-Semitau
menggunakan longboat (bandong) ditempuh sekitar tujuh jam. Dari Semitau ke
lokasi menggunakan perahu motor jurusan Lanjak. Pontianak-Putussibau dengan
pesawat terbang sekitar dua jam dan dari Putussibau ke Nanga Suhaid dengan
longboat sekitar tujuh jam.
Kantor
Pengelola
Jl. Abdurahman Saleh No. 33
Pontianak, Kalimantan Barat
Telp. / Fax. : (0561) 734613
Pontianak, Kalimantan Barat
Telp. / Fax. : (0561) 734613
Referensi
No comments:
Post a Comment