Taman
Nasional Komodo ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kehutanan nomor
306/Kpts-II/95 dengan luas 173.300 hektar. Taman nasional ini terletak di
Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan letak geografis :
8°23’ - 8°50’ LS, 119°22’ - 119°49’ BT. Taman nasional ini memiliki suhu udara
17° - 43°, curah hujan 800 – 1.000 mm/tahun dengan ketinggian tempat 0 – 735 meter dpl.
Taman
Nasional Komodo terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu pulau Komodo, pulau
Rinca dan pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya. Sebanyak 11 buah
gunung/bukit yang ada di Taman Nasional Komodo dengan puncak tertinggi yaitu
Gunung Satalibo (± 735 meter dpl).
Keadaan
alam yang kering dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri. Adanya
padang savana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas;
ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus
komodoensis).
Selain
satwa khas Komodo, terdapat rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan
(Sus scrofa), ajag (Cuon alpinus javanicus), kuda liar (Equus qaballus), kerbau
liar (Bubalus bubalis); 2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba, 6 jenis paus dan
duyung yang sering terlihat di perairan laut Taman Nasional Komodo.
Potensi
kehidupan laut di taman nasional ini tercatat sebanyak 259 jenis karang dan
1.000 jenis ikan seperti barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang,
dan lain-lain.
Taman
Nasional Komodo merupakan asset nasional yang mendapat dukungan bantuan teknis
untuk pengelolaannya secara internasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs
Warisan Alam Dunia dan Cagar Biosfir oleh UNESCO.
Wisatawan
paling banyak mengunjungi Taman Nasional Komodo adalah wisatawan mancanegara,
dimana mereka menyebut taman nasional ini dengan julukan “dunia tersendiri”.
Sejauh mata memandang terlihat lapangan terbuka dengan beberapa pohon lontar
yang tegak menjulang ke langit dilatarbelakangi rangkaian pegunungan, kesan
gersang dan tandus pada padang savana tetapi riuh oleh beberapa suara burung
dan kuda liar, reptil raksasa. Berenang dan mandi di bawah teriknya matahari dan
birunya air laut Flores; merupakan dunia tersendiri dan pengalaman yang tidak
terlupakan oleh para wisatawan.
Taman
nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau
Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km²
dan wilayah total adalah 1817 km².
Pada tahun
1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di
sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal
dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies
burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies
hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang
terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.
Selain
itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253
spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000
spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk
berenang atau menyelam di perairan ini.
Pulau-pulau
ini aslinya adalah pulau vulkanis. Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih
adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman nasional ini diterima sebagai Situs
Warisan Dunia UNESCO.
Pada
tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara,
dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama
dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah
Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain[3. Taman Nasional Komodo mendapatkan
suara terbanyak .
Kawasan Taman Nasional Komodo
Taman
Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan
Indonesia Timur. Secara administrativ termasuk dalam Wilayah Kecamatan Komodo,
Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini ditetapkan
sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai
Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977 dan juga sebagai Situs Warisan Dunia
oleh UNESCO pada tahun 1991, sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun
1992, sebagai Kawasan Perlindungan Laut pada tahun 2000 dan juga sebagai salah
satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun 2006.
Taman
Nasional Komodo memiliki luas 173.300 ha meliputi wilayah daratan dan lautan
dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili
Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut
dinyatakan sebagai Taman nasional untuk melindungi Komodo yang terancam punah
dan habitatnya serta keanekaragaman hayati di dalam wilayah tersebut. Taman
lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang terdapat
disekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di bumi.
Taman
Nasional komodo terletak di kawasan Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea
terbentuk dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik kepulauan
bergunung api, dan terdiri atas campuran burung serta hewan dari kedua benua
Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan
Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang
dan 128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo
memberikan lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini.
Terdapat
empat kampung di dalam Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo memiliki satu
kampung yakni kampung Komodo; Pulau Rinca memiliki dua kampung yakni Rinca dan
Kerora, dan Pulau Papagarang memiliki satu kampung yakni kampung Papagaran.
Hingga tahun 2010, masyarakat yang tinggal di dalam kawasan berjumlah 4.251
orang dan sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai Nelayan.
Mayoritas masyarakat memeluk agama Islam.
Sejarah Pengelolaan
Satwa
Komodo menjadi terkenal di dunia ilmu pengetahuan sejak tahun 1911 ketika Peter
Ouwens, seorang kurator pada Museum Zoologi Bogor, menerima laporan tentang
penemuan satwa ini dari Perwira Pemerintah Hindia Belanda J.K.H. Van Steyn,
yang selanjutnya diberi nama Varanus komodensis Ouwens pada tahun 1912 pada
tulisan Pieter Antonie Ouwens yang berjudul "On a Large Species from The
Island of Komodo". Dari penemuan ini muncul kesadaran dari berbagai pihak
untuk menjaga kelestarian satwa ini, hal ini terlihat adanya beberapa peraturan
yang memuat upaya perlindungan Satwa Komodo, yaitu:
o
SK. Sultan Bima tahun 1915 tentang
Perlindungan Komodo (Verordening van het Sultanat van Bima).
o
SK Pemerintah Daerah Manggarai tahun 1926
tentang Perlindungan Komodo (Besluit van het Zelfbestuur van het Landschap
Manggarai).
o
SK Residen Timor tahun 1927 tentang pengesahan
SK Pemerintah Daerah Manggarai pada butir 2 di atas.
Adapun
kronologis pembentukan Taman Nasional Komodo adalah sebagai berikut:
o
Zelfbestuur van Manggarai, verordening No.
32/24 September 1938 tentang Pembentukan Suaka Margasatwa Pulau Padar, Bagian
Barat dan Selatan Pulau Rinca.
o
Residen van Timor en onder horigheden No.
19/27 Januari 1939 (Pengesahan Peraturan Daerah pada butir 1)
o
Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No.66/Dep.Keh/1965 tanggal 21 Oktober 1965 tentang Penunjukkan Pulau Komodo
sebagai Suaka Margasatwa seluas 31.000 Ha.
o
Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Nusa
Tenggara Timur No.32 Tahun 1969 tanggal 24 Juni 1969 tentang penunjukkan Pulau
Padar, Pulau Rinca dan Daratan Wae Wuul/Mburak sebagai Hutan Wisata/ Suaka Alam
seluas 20.500 Ha.
o
Surat Keputusan Dirjen Kehutanan No.97/Tap/Dit
Bina/1970, tentang Pembentukan Seksi PPA di Labuan Bajo.
o
Pengumuman Menteri Petanian tanggal 6 Maret
1980 tentang Pembentukan Taman Nasional Komodo.
o
Keputusan Dirjen PHPA No.46/Kpts/VI-Sek/84
tanggal 11 Desember 1984 tentang Penunjukkan Wilayah Kerja Taman Nasional
Komodo.
o
Keputusan Menteri Kehutanan No.306/Kpts-II/92
tanggal 29 Februari 1992 tentang Perubahan Fungsi Suaka Margasatwa Pulau
Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar seluas 40.728 Ha serta Penunjukkan Perairan
Laut di sekitarnya seluas 132.572 Ha yang terletak di Kabupaten Dati II
Manggarai Provinsi Dati I Nusa Tenggara Timur menjadi Taman Nasional dengan
nama Taman Nasional Komodo.
o
Tahun 1992, Komodo ditetapkan oleh Presiden RI
sebagai Simbol Satwa Nasional melalui Keppres No. 4 Tahun 1992 tanggal 9
Januari 1992.
o
Tahun 1992, Perubahan fungsi Suaka Margasatwa
Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar seluas 40.728 Ha dan Penunjukan
Perairan Laut seluas 132.572 Ha menjadi Taman Nasional Komodo.
o
Tahun 2000, ditetapkan kawasan pelestarian
alam perairan oleh Menteri Kehutanan dengan luas 132.572 Ha.
o
Tahun 2006, Taman Nasional Komodo termasuk 21
Taman Nasional Model di Indonesia sesuai dengan SK Direktur Jenderal PHKA Nomor
SK.128/IV-Sek/2006 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal PHKA Nomor
SK.69/IV-Set/HO/2006 tentang penunjukkan 20 (Dua puluh) Taman Nasional sebagai
Taman Nasional Model.
Keanekaragaman Hayati
Potensi Flora
Ekosistem
Taman Nasional Komodo dipengaruhi oleh iklim yang dihasilkan dari musim kemarau
panjang, suhu udara tinggi dan curah hujan rendah. Disamping itu Taman Nasional
Komodo terletak dalam zonasi transisi antara flora dan fauna Asia dan
Australia. Ekosistem perairannya dipengaruhi oleh dampak El-Nino/La Nina, yang
berakibat memanasnya lapisan air laut di sekitarnya dan sering terjadi arus laut
yang kuat. Berikut adalah tipe-tipe vegetasi yang terdapat di Taman Nasional
Komodo ;
Padang
Rumput dan Hutan Savana Terdapat Padang Rumput dan Hutan Savana yang luasnya
mencapai kurang lebih 70% dari luas Taman Nasional Komodo. Tumbuh berbagai
jenis rumput di antaranya; Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon
contortus, Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohon
lontar (Borassus flobellifer) yang merupakan tumbuhan khas dari Tempat ini.
Hutan
Tropis Musim (dibawah 500 m dpl) Sekitar 25% dari luas kawasan Komodo
meruapakan vegetasi hutan tropis musim dengan jenis tumbuhan, antara
lain : kesambi (Schleichera oleosa), asem (Tamarindus indica), kepuh
(Sterculia foetida), dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.
Hutan di
atas 500 m dpl pada ketinggian di atas 500 m dpl. Di puncak-puncak bukit,
vegetasinya antara lain; Collophyllum spectobile, Colona kostermansiana,
Glycosmis pentaphylla, Ficus urupaceae, Mischarpus sundaicus, Podocarpus
netrifolia, Teminalia zollingeri, Uvaria ruva, rotan (Callamus sp.), bambu
(Bambusa sp.), dan pada tempat yang cukup teduh biasanya ditemukan lumut yang
hidup menempel di bebatuan.
Fauna
Jenis-jenis
Fauna yang terdapat di Taman Nasional Komodo antara lain
Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo hidup
di beberapa pulau kecil di bagian tenggara Indonesia. Di dalam kawasan Taman
Nasional Komodo, komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gili
Motang dan Nusa Kode. Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di atas bumi
ini, selain di tempat tadi.
Komodo (Varanus komodoensis) |
Saat ini,
terdapat 2,793 ekor komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. 1,288 ekor
terdapat di Pulau Komodo, 1,336 ekor di Pulau Rinca, 83 ekor di Gili Motang dan
8
Komodo
adalah binatang pemakan daging atau karnivora. Komodo yang masih muda memangsa
serangga, cicak dan burung sebagai makanannya. Komodo muda ini sampai berumur
dua tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon untuk melindungi
diri dari serangan komodo yang lebih besar atau predator lainnya seperti babi
hutan. Komodo dewasa memangsa rusa, babi hutan, kuda, dan kerbau air. Komodo
juga memakan bangkai binatang.
Komodo
menggunakan lidahnya untuk mencium bau dan dapat mencium bau hingga jarak
5 km. air liur komodo mengandung banyak bakteri mematikan. Terdapat lebih
dari 60 jenis bakteri yang terdapat di dalam air liur komodo dan paling tidak
salah satu di antaranya dapat menyebabkan keracunan pada darah. Mangsa yang
digigit dapat mati dalam waktu sehari sampai beberapa minggu akibat keracunan
dalam darahnya.
Musim
kawin komodo terjadi pada bulan Juli - Agustus. Komodo betina dapat
menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang dan akan menetas 6 - 9
bulan kemudian.
Mamalia
Mamalia
Antara lain, rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus), babi hutan
(Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus
caballus) dan kerbau liar (Bubalus bubalis), musang (Paradoxurus
hermaphroditus), tikus besar Rinca (Ratus ritjanus), dan kalong buah
(Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp.)
Burung
Tercatat
terdapat 111 jenis burung, antara lain burung gosong (Megapodius reinwardt),
kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia streptriata),
tekukur (Streptopelia chinensis), pergam hijau (Ducula aenea), Philemon
buceroides, burung raja udang (Halcyon chloris), dan burung kacamata laut
(Zosterops chloris).
Reptil
Terdapat
34 jenis Reptil. Disamping reptil Komodo, jenis reptil lainnya, antara lain;
ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperia russeli), ular pohon hijau
(Trimeresurus albolabris), ular sanca (Python sp.), ular laut (Laticauda
colubrina), kadal (Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.),
penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
Keanekaragaman Hayati Perairan dan Lahan Basah
Potensi Flora
Terdapat
di teluk yang terlindungi dari hempasan gelombang. Jenis vegetasinya, antara
lain; Rhizophora sp., Rhizophora mucronata, dan Lumnitzera racemosa merupakan
jenis vegetasi yang dominan. Namun secara umum terdapat pula api-api (Avicennia
marina), Bruguiera sp., Capparis seplaria, Ceriops tagal, dan Sonneratia alba.
Komunitas Mangrove di Taman Nasional Komodo merupakan penghalang/benteng fisik
alami terhadap Erosi Tanah dan akarnya menjadi tempat pembiakan, berpijah, dan
daerah perlindungan bagi ikan, kepiting, udang, dan moluska.
Potensi Sumberdaya Perikanan
Terumbu
karang di perairan Taman Nasional Komodo termasuk yang terindah di dunia.
Berbagai bentuk dan warna karang keras dan karang lunak sangat menarik untuk
dilihat. Terdapat lebih dari 1000 jenis ikan, 260 jenis karang dan 70 jenis
bunga karang (sponge) dan banyak Invertebrata lain yang dapat dijumpai di
banyak tecorampat di Taman Nasional Komodo. Acropora spp, Favites sp, Leptoria
sp, Fungia sp, Sarcophyton sp dan Xenia sp adalah jenis karang yang umum
dijumpai.
Selain itu
dapat dijumpai juga berbagai jenis spesies gorgonians, sea fan, sea pens,
anemon dengan clown fish, Bintang Laut, christmas tree worms, kima (Tridacna
sp), lobster, nudibranchs, dll. Berbagai ikan karang hidup di sini, di
antaranya Chaetodon spp, Amychiprion spp, 8 jenis kereapu dan Napoleon
(Chelinus undulatus). Selain itu perairan Taman Nasional Komodo merupakan jalur
Migrasi 5 jenis Paus, 10 jenis Lumba-lumba dan Duyung (Dugong Dugon).
Zonasi
Tipe-tipe
Zonasi di Taman Nasional Komodo;
o
Zona Inti, zona ini memiliki luas 34.311 Ha
dan merupakan zona yang mutlak dilindungi, di dalamnya tidak diperbolehkan
adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia, kecuali yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian
o
Zona Rimba, zona ini memiliki luas 66.921,08
Ha merupakan zona yang di dalamnya tidak diperbolehkan adanya aktivitas manusia
sebagaimana pada zona inti kecuali kegiatan wisata alam terbatas.
o
Zona Perlindungan Bahari, zona ini memiliki
luas 36.308 Ha adalah daerah dari garis pantai sampai 500 m ke arah luar dari
garis isodepth 20 m sekeliling bats karang dan pulau, kecuali pada zona
pemanfaatan tradisional bahari. Pada zona ini tidak boleh dilakukan kegiatan
pengambilan hasil laut, seperti halnya pada zona inti kecuali kegiatan wisata
alam terbatas.
o
Zona Pemanfaatan Wisata Daratan, zona ini
memiliki luas 824 Ha dan diperuntukkan secara intensif hanya bagi wisata alam
daratan.
o
Zona Pemanfatan Wisata Bahari, zona ini
memiliki luas 1.584 Ha dan diperuntukkan secara intensif bagi wisata alam
perairan.
o
Zona Pemanfaatan Tradisional Daratan, zona ini
memiliki luas 879 Ha, zona yang dapat dilakukan kegiatan untuk mengakomodasi
kebutuhan dasar penduduk asli dalam kawasan dengan ijin hak khusus pemanfaatan
oleh Kepala Balai TN. Komodo.
o
Zona Pemanfaatan Tradisional Bahari, zona ini
memiliki luas 17.308 Ha, zona yang dapat dilakukan kegiatan untuk mengakomodasi
kebutuhan dasar penduduk asli dalam kawasan dengan ijin hak khusus pemanfaatan
oleh Kepala Balai TN. Komodo. Pada zona ini dapat dilakukan pengambilan hasil
laut dengan alat yang ramah lingkungan (pancing, bagan, huhate, dan paying).
o
Zona Khusus Pemukiman, zona ini memiliki luas
298 Ha, zona untuk bermukim hanya bagi penduduk asli dengan peraturan tertentu
dari kepala Balai TN. Komodo bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat.
o
Zona Khusus Pelagis, zona ini memiliki luas
59.601 hektare. Pada zona ini dapat dilakukan kegiatan penangkapan ikan dan
pengambilan hasil laut lainnya yang tidak dilindungi dengan alat yang amah
lingkungan (pancing, bagan, huhate, dan payang) serta kegiatan wisata/
rekreasi.
Obyek Menarik
Daya tarik
utama Taman Nasional Komodo yaitu adanya reptil raksasa purba Biawak Komodo
(Varanus komodoensis), tetapi keaslian dan kekhasan alamnya, khususnya panorama
Savana dan Panorama bawah laut, merupakan daya tarik pendukung yang potensial.
Wisata bahari misalnya, memancing, snorkeling, diving, kano, bersampan.
Sedangkan di daratan, potensi wisata alam yang bisa dilakukan adalah pengamatan
satwa, hiking, dan camping. Mengunjungi Taman Nasional Komodo dan menikmati
pemandangan alam yang sangat menawan merupakan pengalaman yang tidak akan
pernah terlupakan.
o Loh Liang
di Pulau Komodo
-
Loh Liang merupakan pintu masuk dan daerah
wisata utama di Pulau Komodo. Aktivitas yang dapat dilakukan di Loh Liang
antara lain pengamatan satwa komodo, rusa, babi hutan, pengamatan burung,
pendakian (Loh Liang - Gunung Ara), penjelajahan (Loh Liang - Loh Sebita),
Photo hunting, video shooting, Menyelam dan snorkeling di Pantai Merah (Pink
beach).
-
Pantai Merah merupakan pantai dangkal yang
indah dengan terumbu karang yang menawan. Aktivitas yang biasa dilakukan oleh
turis yang berkunjung adalah snorkeling, diving dan mandi matahari.
-
Loh Sebita merupakan daerah mangrove dan
aktivitas yang cukup menarik untuk dilakukan adalah pengamatan burung serta
treking. Di Loh Liang terdapat fasilitas yang tersedia bagi pengunjung yakni
pondok wisata, pusat informasi, cafetaria, dermaga, shelter dan jalan setapak.
o Loh Buaya
di Pulau Rinca
-
Loh Buaya merupakan pusat kunjungan wisatawan
di Pulau Rinca. Pengunjung dapat menyaksikan hutan bakau, padang savana serta
satwa liar misalnya komodo, rusa timor, kerbau liar, monyet ekor panjang, kuda
liar serta berbagai jenis burung.
-
Aktivitas yang ditawarkan kepada pengunjung di
Loh Buaya antara lain pengamatan satwa liar, penjelajahan (Loh Buaya - Wae
Waso, Loh Buaya - Golo Kode), photo hunting, video shooting, pengamatan kalong
di Pulau Kalong (depan Kampung Rinca) dan pengamatan batu balok di kampung
Rinca.
-
Fasilitas yang tersedia di Loh Buaya antara
lain pondok wisata, cafetaria, shelter dan jalan setapak.
o Di Pulau
Kalong, aktivitas yang dapat dilakukan antara lain pengamatan koloni kelelawar
dalam jumlah yang cukup besar. Pengamatan paling menarik dilakukan pada saat
sore hari ketika kelelawar mulai keluar untuk mencari makan.
o Dari
puncak bukit yang dikenal dengan Golo Kode, pengunjung dapat menyaksikan
panorama dan bentang alam yang cukup fantastik karena keterwakilan berbagai
tipe ekosistem dapat disaksikan dari tempat ini.
o Pulau
Padar
Padar adalah Pulau kecil yang terletak
di antara pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau Padar memiliki pantai yang sangat
indah dan tempat yang sangat baik untuk menyelam dan snorkling.
o Loh Liang.
Pintu masuk utama untuk kegiatan pengamatan satwa liar pada hutan musim yang
dibatasi oleh pantai pasir putih dan wisata budaya.
o Pulau
Lasa, Pantai Merah, Loh Bo dan Sebita. Menyelam dan snorkeling dengan fasilitas
dive shop dan glass bottom boat.
o Banu
Nggulung. Pengamatan satwa.
Musim kunjungan terbaik
bulan
Maret s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Denpasar-Mataram-Bima-Sape
(perjalanan darat dan fery) selama dua hari. Dari Sape menuju lokasi taman
nasional menggunakan fery. Denpasar-Labuan Bajo dengan pesawat seminggu dua
kali, dan menggunakan fery atau speedboat dari Labuan Bajo ke lokasi taman
nasional.
Kantor Pengelola
Jl.
Kasimo, Labuan Bajo
Flores Barat 86554, Nusa Tenggara Timur
Telp. (0385) 41004, 41005
Fax. (0385) 41006
E-mail: tnkomodo@indosat.net.id
Flores Barat 86554, Nusa Tenggara Timur
Telp. (0385) 41004, 41005
Fax. (0385) 41006
E-mail: tnkomodo@indosat.net.id
Referensi
No comments:
Post a Comment