Taman Nasional Lore Lindu memiliki berbagai tipe ekosistem yaitu hutan pamah tropika, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan sampai hutan dengan komposisi jenis yang berbeda.
Taman nasional ini terletak
di etak Kabupaten
Donggala dan Poso
Provinsi Sulawesi Tengah, dengan letak geografis 1°03’ - 1°58’ LS, 119°57’
- 120°22’ BT,
yang dibentuk berdasarkan sursat keputusan Menteri
Kehutanan
nomor 593/Kpts-II/1993 dengan luas 229.000 hektar, dan diubah dengan surat
keputusan Menteri Kehutanan nomor 646/Kpts-II/1999, dengan luas menjadi 217.991,18
hektar. Suhu udara
22° - 34° C,
dengan curah hujan 2.000 - 3.000 mm/tahun pada ketinggian
tempat 500 – 2.600 meter dpl .
Apabila
dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja,
Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2%
wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km2 atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi
yakni 90.000 km2)dengan ketinggian bervariasi antara 200 sampai dengan 2.610
meter di atas permukaan laut. Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas
hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran
rendah (±10%).
Taman
Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama
alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah
peralihan antara zona Asia dan Australia.
Taman
Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan kabupaten Donggala dan bagian
barat kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di
Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.
Hutan
sub-alpin di taman nasional ini berada diatas ketinggian 2.000 meter dpl.
Keadaan hutannya sering diselimuti kabut, dan sebagian besar pohonnya
kerdil-kerdil yang ditumbuhi lumut.
Flora
Tumbuhan
yang dapat dijumpai di hutan pamah tropika dan pegunungan bawah antara lain Eucalyptus deglupta, Pterospermum celebicum,
Cananga odorata, Gnetum gnemon, Castanopsis argentea, Agathis philippinensis,
Philoclados hypophyllus, tumbuhan obat, dan rotan.
Fauna
Di
dalam kawasan taman nasional terdapat berbagai ragam satwa yaitu 117 jenis
mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilia, dan 19 jenis amfibia. Lebih dari
50 persen satwa yang terdapat di kawasan ini merupakan endemik Sulawesi
diantaranya kera tonkean (Macaca
tonkeana tonkeana), babi rusa (Babyrousa
babyrussa celebensis), tangkasi (Tarsius
diannae dan T. pumilus), kuskus (Ailurops
ursinus furvus dan Strigocuscus
celebensis callenfelsi), maleo (Macrocephalon
maleo), katak Sulawesi (Bufo
celebensis), musang Sulawesi (Macrogalidia
musschenbroekii musschenbroekii), tikus Sulawesi (Rattus celebensis), kangkareng
Sulawesi (Penelopides exarhatus),
ular emas (Elaphe erythrura),
dan ikan endemik yang berada di Danau Lindu (Xenopoecilus sarasinorum).
Kawasan
Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat mamalia asli terbesar di Sulawesi.
Anoa, babirusa, rusa, kera hantu (Tangkasi), kera kakaktonkea, kuskus marsupial
dan binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, musang Sulawesi hidup di
taman ini. Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis
bajing dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis endemik.
Sedikitnya
ada 55 jenis kelelawar dan lebih dari 230 jenis burung, termasuk maleo, 2 jenis
enggang Sulawesi yaitu julang Sulawesi dan kengkareng Sulawesi. Burung enggang
benbuncak juga disebut rangkong atau burung allo menjadi penghuni Taman
Nasional Lore Lindu.
Ribuan serangga
aneh dan cantik dapat dilihat di sekitar taman ini. Layak diamati adalah
kupu-kupu berwarna mencolokyangterbang di sekitar taman maupun sepanjangjalan
setapak dan aliran sungai.
Situs
Megalitikum
Disamping
kekayaan dan keunikan sumberdaya alam hayati, taman nasional ini juga memiliki
kumpulan batuan megalitik yang bagus dan merupakan salah satu monumen megalitik
terbaik di Indonesia.
Taman
Nasional Lore Lindu mendapat dukungan bantuan teknis internasional, dengan
ditetapkannya sebagai Cagar Biosfir oleh UNESCO pada tahun 1977.
Patung-patung
megalit yang usianya mencapai ratusan bahkan ribuan tahun tersebar di kawasan
Taman Nasional Lore Lindu seperti Lembah Napu, Besoa dan Bada. Patung-patung
ini sebagai monumen batu terbaik di antara patung-patung sejenis di Indonesia.
Ada 5 klasifikasi patung berdasarkan bentuknya:
·
Patung-patung batu: patung-patung ini biasanya
memiliki ciri manusia, tetapi hanya kepala, bahu dan kelamin.
·
Kalamba: ini adalah bentuk megalit yang banyak
ditemukan dan menyerupai jambangan besar. Mungkin ini adalah tempat persediaan
air, atau juga tempat menaruh mayat pada upacara penguburan.
·
Tutu'na: ini adalah piringan-piringan dari
batu, kemungkinan besar penutup kalamba.
·
Batu Dakon: batu-batu berbentuk rata sampai
cembung yang menggambarkan saluran-saluran, lubang-lubang tidakteratur dan
lekukan-lekukan lain.
·
Lain-lain: mortar batu, tiang penyangga rumah
dan beberapa bentuk lain juga ditemukan.
Sejarah dan Status
·
Suaka Margasatwa Lore Kalamanta. 1973
·
Status Biosfer. 1977
·
Hutan Wisata/Hutan Lindung Danau Lindu . 1978.
·
Suaka Margasatwa Lore Lindu (Perluasan Lore
Kalamanta). 1981
·
Pemerintah Indonesia menyatakan Lore Lindu
sebagai Taman Nasional dalam Konggres Dunia mengenai Taman Nasional. 1982
·
Dinyatakan sebagai Pusat Keanekaragaman Tanaman.
1994 Status Taman Nasional akhirnya diresmikan pada tahun 1993. Dinyatakan
sebagai bagian dari Kawasan Burung Endemik. 1998 Dinyatakan sebagai Kawasan
Ekologi Global 200. 1998 Perluasan Barat Laut. Hutan Wisata Danau Lindu
·
Hutan Wisata Danau Lindu termasuk dalam
kategori wilayah Enclave Lindu dan termasuk bagian dari wilayah kecamatan
Kulawi yang secara Geografis terletak di dalam Kawasan Taman Nasional Lore
Lindu, oleh karena itu semua desa di wilayah ini berbatasan langsung dengan
TNLL.
Obyek
Menarik
·
Lembah Besoa.
Melihat habitat maleo, megalit dan rekreasi.
·
Danau Lindu,
Gimpu, Wuasa, Bada. Danau, bersampan dan pengamatan satwa burung.
·
Lembah Saluki,
Lembah Bada, Lembah Napu. Melihat berbagai batu megalit.
·
Gunung
Nokilalaki, Gunung Rorekatimbo, Sungai Lariang.
Pendakian dan berkemah serta arung jeram.
·
Danau Lewuto.
Danau dan melihat peninggalan mayat Moradino.
·
Dongi-dongi,
Kamarora. Berkemah, air panas, lintas hutan, pengamatan satwa.
·
Atraksi budaya di luar taman nasional
yaitu Festival Danau Poso pada bulan Agustus.
Musim
kunjungan terbaik
bulan Juli s/d September setiap tahunnya.
Akses
Ke Lokasi
Dapat
dicapai dengan kendaraan roda empat: Palu-Kamarora (50 km) dengan waktu tempuh
2,5 jam, Palu-Wuasa (100 km) lima jam dan Wuasa-Besoa (50 km) empat jam. Palu-
Kulawi (80 km) enam jam.
Perjalanan
di dalam kawasan dapat dilakukan dengan jalan kaki ataupun dengan naik kuda
dengan route : Gimpu-Besoa-Bada selama tiga hari dan Saluki (Sidaonta) – Danau
Lindu selama satu hari.
Kantor
Pengelola
Jl. Mawar No. 10
Palu, Sulawesi Tengah
Telp./Fax.: (0451) 423608
Palu, Sulawesi Tengah
Telp./Fax.: (0451) 423608
Referensi
No comments:
Post a Comment