Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan
Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai,
hutan pamah tropika sampai pegunungan di Sumatera. Danau Menjukut di taman
nasional ini berbatasan langsung dengan laut lepas Samudera Hindia, yang
menyerupai kolam renang yang sangat luas dan berada tidak jauh dari garis pantai.
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan adalah sebuah taman nasional yang ditujukan
untuk melindungi hutan hujan tropis pulau Sumatra beserta kekayaan alam hayati
yang dimilikinya. UNESCO menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
sebagai Warisan Dunia. Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai Cagar Alam
Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982.
Pada awalnya ukuran taman adalah seluas 356.800 hektare . Tetapi luas taman
saat ini yang dihitung dengan menggunakan GIS kurang-lebih sebesar 324.000 Ha.
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. Tujuhpuluh
persen dari taman (249.552 hektare) termasuk dalam administrasi wilayah Lampung
Barat dan wilayah Tanggamus, di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi
Lampung. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektare (23% dari luas taman
keseluruhan) dan berada di wilayah Kaur dari provinsi Bengkulu. Sumatera
Selatan juga sangat penting bagi tumpang-tindih perbatasan taman dengan
perbatasan provinsi.
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan tercakup dalam Global 200 Ecoregions, yaitu
peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari
sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah
prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program Asian Rhino and
Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah
mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian
Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), yaitu daerah hutan yang paling penting untuk
pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih
daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area
beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.
Flora
Jenis
tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa
fruticans), cemara laut (Casuarina
equisetifolia), pandan (Pandanus
sp.), cempaka (Michelia
champaka), meranti (Shorea sp.),
mersawa (Anisoptera curtisii),
ramin (Gonystylus bancanus),
keruing (Dipterocarpus sp.),
damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), dan bunga raflesia (Rafflesia arnoldi).
Tumbuhan
yang menjadi ciri khas taman nasional ini adalah bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga
bangkai raksasa (A. titanum)
dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum
speciosum). Tinggi bunga bangkai jangkung dapat mencapai lebih dari 2
meter.
Fauna
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan habitat beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak
Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis
sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas
maximus sumatranus), tapir (Tapirus
indicus), ungko (Hylobates
agilis), siamang (H.
syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis
melalophos fuscamurina), kancil (Tragulus
javanicus kanchil), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa hutan dataran rendah di
Sumatera yang terakhir kali dilindungi. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman
hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling
terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup
saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan
semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global
keseluruhan sekitar 400 individu).
Perambahan liar
Sayangnya,
hilangnya habitat sehubungan dengan konversi hutan menjadi pemukiman,
pengolahan dan perkebunan telah menjadi ancaman utama bagi taman dan
kelangsungan hidup spesies yang terancam di dalamnya[2]. Pelanggaran terhadap
hak atas perkebunan kopi, merica, dan pertanian lainnya secara lambat-laun
merambah ke taman dan memberi kontribusi pada hilangnya habitat secara
substansial. Pembukaan hutan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan juga
mendatangkan ancaman serius lainnya terhadap spesies yakni perburuan liar.
Sasaran
keseluruhan dari proyek Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah menjamin
stabilitas atau peningkatan populasi kelinci Sumatra, Kambing hutan Sumatera,
badak Sumatra, gajah Sumatra dan harimau Sumatra.
Tujuan perlindungan
Menghentikan
kecenderungan pelanggaran hak dan penebangan kayu ilegal di dalam taman dan
daerah sekitarnya.
Menurunkan
angka kejadian perburuan satwa.
Menetapkan
mata pencaharian yang ramah dengan lingkungan bagi kelompok masyarakat dan
meningkatkan penghasilan melalui Conservation Conscious Community Network
(3CoNet) [Jaringan Masyarakat Sadar Akan Pelestarian].
Mendidik
dan menumbuhkan kesadaran di antara para pengambil keputusan, para penegak
hukum, dan masyarakat umum mengenai pelestarian dan perundang-undangan
keanekaragaman hayati terkait dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Mengkaji
rencana spasial dan kebijakan hutan terkait Wilayah Lampung Barat dan Tanggamus
agar selaras dengan pelestarian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Obyek
Menarik
Tampang, Blubuk, Danau Menjukut, Way Sleman, Blimbing. Menjelajahi
hutan, wisata bahari, berenang, bersampan, pengamatan tumbuhan (raflesia, bunga
bangkai), berkemah, dan menyelusuri sungai.
Sukaraja Atas. Menjelajahi hutan, berkemah, pengamatan
satwa/tumbuhan (bunga bangkai jangkung).
Suwoh. Bersampan, berenang, sumber air panas, menjelajahi hutan dan berkemah
Suwoh. Bersampan, berenang, sumber air panas, menjelajahi hutan dan berkemah
Kubu Perahu. Menjelajahi hutan, air terjun,
pengamatan satwa/tumbuhan dan berkemah.
Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival
Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung dan Festival Danau Ranau pada bulan
Desember di Oku-Sumatera Selatan.
Musim kunjungan terbaik
bulan
Januari s/d Agustus setiap tahunnya.
Akses
Ke Lokasi
Teluk
Betung-Tanjung Karang-Kota Agung menggunakan mobil, Kota Agung-Tampang
menggunakan kapal motor sekitar enam jam, Kota Agung-Banjarnegoro-Sukaraja
Atas/Suwoh menggunakan mobil sekitar empat jam, dan Kota Agung-Kubu Perahu
menggunakan mobil sekitar tujuh jam.
Kantor
Pengelola
Jl. Ir. H. Juanda No. 19 Km 1
Tanggamus, Kota Agung 35751
Telp.(0722) 21064, Lampung Selatan
Tanggamus, Kota Agung 35751
Telp.(0722) 21064, Lampung Selatan
Referensi
No comments:
Post a Comment