Taman
Nasional Taka Bonerate adalah taman laut yang mempunyai kawasan atol terbesar
ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di
Kepulauan Maladewa. Luas total dari atol ini 220.000 hektare dengan sebaran
terumbu karang mencapai 500 km2. Kawasan ini terletak di Kecamatan
Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sejak
Tahun 2005 Taman Nasional Taka Bonerate telah di calonkan ke UNESCO untuk
menjadi Situs Warisan Dunia. Dalam rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di
lokasi ini setiap tahunnya diadakan festival yang bertajuk Sail Taka Bonerate
atau sebelumnya disebut Takabonerate Island Expedition (TIE).
Ada
sebanyak lima belas buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate sehingga sangat
bagus untuk kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya. Topografi
kawasan sangat unik dan menarik, di mana atol yang terdiri dari gugusan
pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk
pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau gosong
karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada
bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam kecil yang dalam dan
dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan
jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam
kecil.
Flora
Berbagai
jenis koral (Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites
cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna)
Pohon
kelapa (Cocos nucifera) Pandan laut (Pandanus sp.) Cemara laut (Casuarina
equisetifolia) Ketapang (Terminalia catappa) Spesies fauna
Fauna
Terdapat
sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai
ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.),
Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp). Sebanyak 244
jenis moluska di antaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing
(Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik
(Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga
(Nautilus pompillius). Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang
(Dermochelys coriacea). Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261
jenis dari 17 famili di antaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae,
Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan
lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu
karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan
terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Ekowisata
Pada zaman
kerajaan Bone, kawasan ini dinamakan Bone Riattang artinya kerajaan Bone di
sebelah selatan atau gundukan pasir di selatan. Pada zaman kerajaan Gowa
disebut Bone Irate artinya kerajaan Gowa di sebelah selatan ataupun gundukan
pasir di selatan. Tapi ada pula yang mengartikan Taka Bonerate sebagai hamparan
karang di atas pasir (Molengraff 1929) dalam "Sebaran dan Perkembangan
Terumbu Karang di Indonesia Timur" menyebut Taka Bonerate sebagai Atol
Harimau atau Tiger Island. Nama-nama pulau di Taka Bonerate telah tiga kali
mengalami perubahan yaitu nama yang diberikan oleh Molengraff pada tahun 1929,
nama dalam peta Dishidros, dan nama yang berlaku sekarang di masyarakat
lokal[5].
Nama
Kepulauan Macan diberi berbagai interpretasi makna yang berlainan. Interpretasi
yang dinilai logis menghubungkan nama tersebut dengan bentuk kawasan beserta
letak taka di dalamnya yang menyerupai gigi macan yangtajam dan cukup rapat.
Menyiratkan sebuah peringatan bagi manusia yaitu bagi siapa pun yang ingin
masuk ke kawasan harus mengenal dahulu kepulauan tersebut. Bila tidak, maka
orang tersebut akan sulit keluar karena diandaikan sudah berada di dalam mulut
macan. Penamaan pulau-pulau, taka-taka, clan gusung yang membentuk Kepulauan
Macan sekarang disebut Kawasan Taka Bonerate, bukan sekadar nama melainkan
mengandung makna berkaitan dengan sumber daya yang dikandungnya dan
peristiwa-peristiwa sejarah, sosial ekonomi, serta politik masyarakat masa
lalu.
Taman
Nasional Taka Bonerate memiliki beberapa pulau yang telah berubah menjadi
tempat tinggal/permukiman. Hal ini disebabkan karena kawasan ini dan wilayah di
sekitarnya kaya akan sumber daya alam laut yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
para nelayan. Penduduk yang menetap di kawasan ini telah mencapai 5.101 jiwa
yangtersebar di beberapa pulau antara lain Pulau Rajuni 1.272 jiwa, Pulau
Tarupa 1.204 jiwa, Pulau Latondu 512 jiwa, Pulau Jinato 651 jiwa dan Pulau Pasi
Tallu 1.462 jiwa[6]. Selain objek wisata bahari, kawasan ini juga mempunyai
beberapa tempat bersejarah seperti Taka Mariam di mana terdapat meriam kuno
milik tentara Belanda dan Taka Gantarang yang menyimpan meriam kembar milik
pedagang-pedagang Cina masa lampau[7].
Musim kunjungan terbaik
bulan
April s.d. Juni dan Oktober s.d. Desember setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
·
Cara pencapaian lokasi menggunakan bus dari
Makassar ke Bulukumba (153 km) dengan waktu tempuh 5 (lima) jam, kemudian ke
Pelabuhan penyeberangan Pamatata Kabupaten Kepulauan Selayar dengan kapal feri
sekitar 2 (dua) jam, yang dilanjutkan ke Kota Benteng sekitar 1,5 jam.
·
Dengan jasa transportasi udara bisa langsung
dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ke Bandar Udara H.
Aroeppala Kepulauan Selayar. Dari Kota Benteng ke pulau terdekat yaitu Rajuni
dengan kapal kayu sekitar 5 (lima) jam perjalanan.
Kantor
Pengelola
Jln. S. Parman 40, Benteng
Selayar 92812, Sulawesi Selatan
Telp./Fax.: (0414) 21565
Web site: http//www.taka-bonerate.com
ReferensiSelayar 92812, Sulawesi Selatan
Telp./Fax.: (0414) 21565
Web site: http//www.taka-bonerate.com
No comments:
Post a Comment