Taman
Nasional Teluk Cendrawasih merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang,
pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau di Papua/Irian Jaya. Taman
Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di
Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau
(3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%). Taman nasional ini
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kehutanan nomor 448/
Menhut-VI/90
luas 1.453.500 hektar, yang terletak di kabupaten Manokwari dan Paniai Propinsi Papua Barat, dengan letak geografis 1°43’ - 3°22’ LS, 134°06’ - 135°10’ BT. Suhu udara 21° - 33° C, dengan curah hujan 1.200 – 3.700 mm/tahun, kelembaban udara 82 - 83 % dan kecepatan angin 3,5 - 9,0 knot dan 22 - 23 knot. Musim Barat terjadi pada bulan September s/d Maret, sedangkan musim timur pada bulan April s/d Juli, sedangkan musim peralihan rata-rata terjadi pada bulan Agustus.
luas 1.453.500 hektar, yang terletak di kabupaten Manokwari dan Paniai Propinsi Papua Barat, dengan letak geografis 1°43’ - 3°22’ LS, 134°06’ - 135°10’ BT. Suhu udara 21° - 33° C, dengan curah hujan 1.200 – 3.700 mm/tahun, kelembaban udara 82 - 83 % dan kecepatan angin 3,5 - 9,0 knot dan 22 - 23 knot. Musim Barat terjadi pada bulan September s/d Maret, sedangkan musim timur pada bulan April s/d Juli, sedangkan musim peralihan rata-rata terjadi pada bulan Agustus.
Terdapat
goa alam yang merupakan peninggalan zaman purba, sumber air panas yang
mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, goa dalam air dengan
kedalaman 100 feet di Tanjung Mangguar. Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih
bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber. Umat
Kristiani banyak yang berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon), hanya untuk
melihat kitab suci terbitan tahun 1898.
Taman
Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di
Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau
(3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%).
Taman
nasional ini terletak di Teluk Cenderawasih, provinsi Papua Barat. Taman
Nasional Teluk Cenderawasih meliputi pulau Mioswaar, Nusrowi, Roon, Rumberpon
dan Yoop.[1][2]
Flora
Potensi
karang Taman Nasional Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan
tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup
bervariasi antara 30,40% sampai dengan 65,64%. Umumnya, ekosistem terumbu
karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng
terumbu (reef slope). Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni
karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili
Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.
Fauna
Taman
Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih
209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish,
dan anemonefish.
Jenis
moluska antara lain keong cowries (Cypraea
spp.), keong strombidae (Lambis
spp.), keong kerucut (Conus spp.),
triton terompet (Charonia tritonis),
dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Terdapat
empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu
hijau (Chelonia mydas), penyu
lekang (Lepidochelys olivaceae),
dan penyu belimbing (Dermochelys
coriacea). Duyung (Dugong dugon),
paus biru (Balaenoptera musculus),
ketam kelapa (Birgus latro),
lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk
Cendrawasih.
Obyek
Menarik
- Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber.
- Pulau Mioswaar : Sumber air panas, airterjun, menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya. Terdapat goa alam yang merupakan peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam, goa dalam air dengan kedalaman 100 feet di Tanjung Mangguar.
- Pulau Yoop dan perairan Wondesi : Pengamatan ikan paus dan ikan lumba-lumba.
- Pulau Roon : Tempat Pengamatan satwa burung, menyelam dan snorkeling, airterjun, wisata budaya, dan gereja tua di desa Yende, hanya untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.
- Pulau Rumberpon. Pengamatan satwa (burung), penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat tempur Jepang yang jatuh di laut.
- Pulau Nusrowi. Menyelam dan snorkeling, wisata bahari, pengamatan satwa.
- Pulau Mioswaar. Sumber air panas, air terjun, menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.
- Pulau Yoop dan perairan Windesi. Pengamatan ikan paus dan ikan lumba-lumba.
- Pulau Roon. Pengamatan satwa burung, menyelam dan snorkeling, air terjun, wisata budaya, dan gereja tua.
Musim
kunjungan terbaik
bulan
Mei s/d Oktober setiap tahunnya.
Akses
Ke Lokasi
- Dari Jakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, Jayapura, Honolulu dan Darwin menggunakan pesawat ke Biak, selanjutnya dari Biak menggunakan pesawat ke Manokwari atau Nabire.
- Dari Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Jayapura menggunakan kapal laut ke Manokwari atau Nabire. Dari Manokwari ke lokasi taman nasional (Pulau Rumberpon) menggunakan longboat dengan waktu 5,5 jam. Atau dari Manokwari ke kota kecamatan Ransiki dengan mobil sekitar tiga jam dan dilanjutkan dengan motorboat sekitar 2,5 jam.
Kantor
Pengelola
Jl.
Trikora Wosi Rendani, Kotak Pos 229
Manokwari 98312, Papua Barat
Telp. (0986) 212212; Fax. (0986) 212437
E-mail : btntc@manokwari.wasantara.net.id
Manokwari 98312, Papua Barat
Telp. (0986) 212212; Fax. (0986) 212437
E-mail : btntc@manokwari.wasantara.net.id
Referensi
No comments:
Post a Comment