Taman
Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di
Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim,
hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau
sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan
Taman Nasional Baluran.
Taman
Nasional Baluran merupakan salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak
di wilayah Banyuputih, Situbondo dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara),
Jawa Timur, Indonesia. Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung
yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman
Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman
nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim,
hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau
sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran
yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Taman
nasional ini ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kehutanan nomor
279/Kpts- VI/97 dengan luas 25.000 hektar, Suhu
udara 27° - 34° C, dengan curah hujan 900 - 1.600 mm/tahun pada
ketinggian tempat 0 - 1.247 m dpl
Sejarah
Sebelum
tahun 1928 AH. Loedeboer, seorang pemburu kebangsaan Belanda yang memiliki
daerah Konsesi perkebunan di Labuhan Merak dan Gunung Mesigit, pernah singgah
di Baluran. Dia telah menaruh perhatian dan meyakini bahwa Baluran mempunyai
nilai penting untuk perlindungan satwa, khususnya jenis mamalia besar.
Pada tahun
1930 KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan
perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung.
Pada tahun
1937 Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran sebagai Suaka
Margasatwa dengan ketetapan GB. No. 9 tanggal 25 September 1937 Stbl. 1937 No.
544.
Pada masa
pasca kemerdekaan, Baluran ditetapkan kembali sebagai Suaka Margasatwa oleh
Menteri Pertanian dan Agraria Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor.
SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962.
Pada
tanggal 6 Maret 1980, bertepatan dengan hari Strategi Pelestarian se-Dunia,
Suaka Margasatwa Baluran oleh menteri Pertanian diumumkan sebagai Taman
Nasional.
Luas Kawasan
Sesuai
dengan peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona
berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999
yang terdiri dari:
o
zona inti seluas 12.000 Ha.
o
zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063
Ha dan daratan = 4.574 Ha).
o
zona pemanfaatan intensif dengan luas 800 Ha.
o
zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha,
dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.
Flora
Taman
Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan
tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering.
Tumbuhan khas tersebut adalah widoro bukol (ziziphus rotundifolia), mimba
(azadirachta indica), pilang (acacia leucophloea), tumbuhan lainnya antara lain
asam jawa (tamarindus indica), gadung (dioscorea hispida),,kemiri (aleurites
moluccana), gebang (corypha utan), api-api (avicennia sp.), kendal (cordia
obliqua), salam (syzygium polyanthum) dan kepuh (sterculia foetida)
Fauna
Di Taman
Nasional ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya adalah banteng (bos
javanicus javanicus), kerbau liar (bubalus bubalis), ajag (cuon alpinus
javanicus), kijang (muntiacus muntjak muntjak), rusa (cervus timorensis russa),
macan tutul (panthera pardus melas), kancil (tragulus javanicus pelandoc) dan
kucing bakau (prionailurus viverrinus). Satwa banteng merupakan maskot/ciri
khas dari Taman Nasional Baluran.
Selain
itu, terdapat sekitar 155 jenis burung, di antaranya termasuk burung langka
seperti layang-layang api (hirundo rustica), tuwuk asia (eudynamys scolopacea),
burung merak (pavo muticus), ayam hutan merah (gallus gallus), kangkareng
(anthracoceros convecus), burung rangkong (buceros rhinoceros) dan bangau
tong-tong (leptoptilos javanicus)
Pos Pengamatan
Taman
nasional ini dibagi menjadi beberapa pos pengamatan. Pos di Taman Nasional ini
antara lain:
o
Batangan. Di sini terdapat peninggalan sejarah
berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung
merak pada musim kawin (antara bulan Oktober/November) dan berkemah. Fasilitas
yang ada di sini antara lain pusat informasi dan bumi perkemahan.
o
Bekol dan Semiang. Di sini terdapat fasilitas
pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar,
dan burung. Fasilitas yang adadi sini antara lain wisma peneliti, wisma tamu,
dan menara pandang.
o
Bama, Balanan, dan Bilik. Di sini merupakan
lokasi wisata bahari, lokasi memancing, menyelam/snorkeling, dan atraksi
perkelahian antar rusa jantan (pada bulan Juli/Agustus) dan atraksi kawanan
kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut
surut.
o
Manting, dan Air Kacip. Di sini terdapat
sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, dan merupakan habitat
macan tutul.
o
Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Di sini
terdapat fasilitas untuk naik sampan di laut yang tenang, melihat berbagai
jenis ikan hias, dan lokasi pengamatan burung migran.
o
Curah Tangis. Di sini terdapat fasilitas untuk
kegiatan panjat tebing dengan tinggi 10-30 meter, dan kemiringan sampai 85%.
Legenda
Pada Hm.
80 Batangan – Bekol , terdapat sumur tua yang menjadi legenda masyarakat
sekitar. Legenda tersebut menceritakan bahwa kota Banyuwangi, Bali dan Baluran
sama-sama menggali sumur. Apabila, sumur di masing-masing kota tersebut lebih
dahulu mengeluarkan air dan mengibarkan bendera, berarti kota tersebut akan
merupakan sentral keramaian/ kebudayaan.
Obyek Menarik
o
Batangan. Melihat peninggalan sejarah/situs
berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung
merak pada musim kawin antara bulan Oktober/November dan berkemah. Fasilitas:
pusat informasi dan bumi perkemahan.
o
Bekol dan Semiang. Pengamatan satwa seperti
ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, burung. Fasilitas yang
ada: wisma peneliti, wisma tamu, menara pandang.
o
Bama, Balanan, Bilik. Wisata bahari,
memancing, menyelam/snorkeling, dan perkelahian antara rusa jantan pada bulan
Juli/Agustus; dan sekawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan
dengan ekornya pada saat air laut surut.
o
Manting, Air Kacip. Sumber air yang tidak
pernah kering sepanjang tahun, habitat macan tutul.
Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Bersampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, pengamatan burung migran.
Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Bersampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, pengamatan burung migran.
o
Curah Tangis. Kegiatan panjat tebing setinggi
10-30 meter, dengan kemiringan sampai 85%.
o
Candi Bang, Labuan Merak, Kramat. Wisata
budaya.
Musim kunjungan terbaik
bulan
Maret s/d Agustus setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Banyuwangi-Batangan
dengan jarak 35 km, yang dilanjutkan ke Bekol dengan waktu 45 menit (12 km)
atau Situbondo-Batangan dengan jarak 60 km menggunakan mobil.
Kantor Pengelola
Jl. KH
Agus Salim No. 132 Banyuwangi 68425, Jawa Timur
Telp. (0333) 424119; Fax. (0333) 412680
E-mail: tnbaluran@telkomnet dan
office@balurannationalpark.com
Web site: http://www.balurannationalpark.com
Telp. (0333) 424119; Fax. (0333) 412680
E-mail: tnbaluran@telkomnet dan
office@balurannationalpark.com
Web site: http://www.balurannationalpark.com
Referensi
No comments:
Post a Comment