Taman
Nasional Kelimutu terletak di Flores, Indonesia. Taman nasional ini terdiri
dari bukit-bukit dan gunung-gunung dengan Gunung Kelibara (1.731 m) sebagai
puncak tertinggi. Gunung Kelimutu, terdapat danau Danau tiga warna yang juga
merupakan tempat dari Taman Nasional Kelimutu. Taman Nasional ini ditetapkan
melalui surat keputusan Menteri Kehutanan nomor 675/Kpts-II/97, dengan luas
5.356,5 hektar, yang terletak di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
dengan lLetak geografis 8°43’ - 8°48’ LS, 121°44’ - 121°51’ BT. Temperatur
udara antara 25° - 31° C, dengan curah hujan
: 1.600 – 3.300 mm/tahun, pada ketinggian tempat 1.500 – 1.731 meter dpl
Di dalam
Taman Nasional Kelimutu, terdapat arboretum, hutan kecil seluas 4,5 hektare
yang mewakili koleksi keanekaragaman flora di daerah tersebut. Di sana terdapat
78 jenis pohon yang dikelompokkan ke dalam 36 suku. Beberapa koleksi flora yang
merupakan endemik Kelimutu adalah uta onga (Begonia kelimutuensis), turuwara
(Rhododendron renschianum), dan arngoni (Vaccinium varingiaefolium). Argoni
yang berbunga kecil putih dan akan berubah menjadi hitam ketika matang,
diyakini masyarakat se
tempat sebagai makanan para dewa.
Taman
Nasional Kelimutu memiliki topografi daerah yang bergelombang mulai ringan
sampai berat dengan relief berbukit-bukit sampai bergunung-gunung.
Flora
Beberapa
tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Kelimutu antara lain kayu mata
(Albizia montana), kebu (Homalanthus giganteus), tokotaka (Putranjiva
roxburghii), uwi rora (Ardisia humilis), longgo baja (Drypetes subcubica), toko
keo (Cyrtandra sp.), kayu deo (Trema cannabina), dan kelo (Ficus villosa).
Fauna
Taman
Nasional Kelimutu merupakan habitat sekitar 19 jenis burung yang terancam punah
diantaranya punai Flores (Treron floris), burung hantu wallacea (Otus
silvicola), sikatan rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), kancilan Flores
(Pachycephala nudigula), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei), tesia Timor
(Tesia everetti), opior jambul (Lophozosterops dohertyi), opior paruh tebal
(Heleia crassirostris), cabai emas (Dicaeum annae), kehicap Flores (Monarcha
sacerdotum), burung madu matari (Nectarinia solaris), dan elang Flores
(Spizaetus floris).
Dari empat
jenis mamalia endemik taman nasional ini, yang sering dijumpai adalah dua tikus
gunung Bunomys naso dan Rattus hainaldi.Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa
satwa seperti banteng (Bos javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak
nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica),
landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus
javanicus).
Sedangkan
biota laut yang berada di sekitar Pulau Menjangan dan Tanjung Gelap terdiri
dari 45 jenis karang diantaranya Halimeda macroloba, Chromis spp., Balistes
spp., Zebrasoma spp., dan Ypsiscarus ovifrons; 32 jenis ikan diantaranya ikan
bendera (Platax pinnatus), ikan sadar (Siganus lineatus), dan barakuda
(Sphyraena jello); 9 jenis molusca laut diantaranya kima selatan (Tridacna
derasa), triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna
gigas).
Selain
memiliki keanekaragaman hayati yang cukup bernilai tinggi, juga memiliki
keunikan dan nilai astetika yang menarik yaitu dengan adanya tiga buah danau
berwarna dan berada di puncak Gunung Kelimutu (1.690 meter dpl). Danau pertama
bernama Tiwu Ata Mbupu (danau arwah para orang), danau kedua bernama Tiwu Nuwa
Muri Koo Fai (danau arwah muda-mudi) dan danau ketiga bernama Tiwu Ata Polo
(danau arwah para tukang tenung). Danau pertama dan kedua letaknya sangat
berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian
Barat. Warna air dari ketiga danau tersebut berbeda satu sama lain dan selalu
berubah dari waktu ke waktu terutama warna air Tiwu Nuwa Muri (duabelas kali
perubahan dalam jangka waktu duapuluh lima tahun). Selain disebabkan oleh
aktivitas gunung berapi Kelimutu, perubahan warna ini diduga akibat adanya
pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi
terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar dana.
Budaya
Kekayaan
alam yang dimiliki Taman Nasional Kelimutu ditunjang oleh seni budaya berupa
rumah adat, tarian tradisional dan kerajinan tenun ikat yang merupakan ciri
khas masyarakat setempat. Pembuatan tenun ikat sangat menarik perhatian
pengunjung, karena didasari oleh seni dan imajinasi yang sangat tinggi dan
berbeda dengan pembuatan tenun ikat lainnya di Indonesia.
Obyek Menarik
o
Gunung Kelimutu. Di puncak Gunung Kelimutu
merupakan tempat yang paling strategis untuk dapat melihat ketiga danau
tersebut.
o
Moni. Sumber air panas, air terjun dan
perkampungan pembuat tenun ikat tradisional.
Musim kunjungan terbaik
bulan Juli
s/d September setiap tahunnya.
Akses Ke Lokasi
Menggunakan
pesawat terbang Kupang-Ende selama sekitar 40 menit atau Bima-Ende selama
sekitar 90 menit. Selanjutnya dari Ende ke desa terdekat yaitu Desa Koanara
sekitar 93 km (± 3 jam). Kemudian dari Desa Koanara-Desa Koposili-Desa
Manakuko-Puncak Danau Kelimutu berjalan kaki sekitar 2,5 jam.
Kantor Pengelola
Jl. Achmad
Yani No. 34
Ende Flores, Nusa Tenggara Timur
Telp. (0381) 22478
Ende Flores, Nusa Tenggara Timur
Telp. (0381) 22478
Referensi
No comments:
Post a Comment